Komjend. (Purn) Susno Duadji: Jadi Pejabat Berarti Sudah Membuka Pintu Neraka



Baturaja, Liputansumsel.com,-Mantan Kabareskrim Polri, Komjend. Pol (Purn) Susno Duadji menegaskan menjadi seorang pejabat seperti Presiden, Gubernur dan atau Bupati berarti sudah membuka satu pintu kaki melangkah ke neraka. Namun bila jabatan itu di emban dengan ihklas dan amanah maka membuka pintu ke syurga.
                        Hal ini dinyatakan Susno dalam  acara silaturrahmi dengan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Sumsel, Kamis malam (10/11) sekitar pukul 20.00 wib di RM Sekar Senja Baturaja.
            Hadir dalam pertemuan tersebut, tokoh masyarakat, tokoh agama, anggota DPRD OKU diantaranya tokoh masyarakat Semende di OKU,  Sinaruddin, H. Ali Khan Ibrahim beserta tokoh agama dari MUI, dan anggota DPRD OKU, Malkomar Du’I dari PKB, Ferlan dari PDI serta tokoh parpol lainnya.
            Susno mengatakan, kalau ada yang bertanya apakah saya mencalonkan Gubernur Sumsel atau tidak untuk 2018 mendatang, jawabnya dia belum ada jawaban. Namun soal jabatan itu adalah amanah. “Bila Allah berkehendak, kun fa yakun, maka siapa saja yang dikehendak Allah pasti jadi”, ucapnya.
            Kalau ditanya banyak yang sekarang ini mencuat di social media (sosmed), ada pemuda pendukung Susno dan kelompok lainnya itu mereka secara sukarelawan mengharapkan saya untuk maju menjadi calon Gubernur Sumsel. “Tapi tidak ada satupun dari kelompok-kelompok tersebut yang saya danai dan sampai sekarang saya belum ada jawaban untuk itu dan s”, jelasnya.
            Menurut Susno, yang terpenting dari apakah dirinya mencalonkan atau tidak, baik atas keinginan masyarakat atau hatinya tergerak untuk maju sebagai Gubernur, khususnya Pemilihan Gubernur Sumatera Selatan nantinya, harus klik and clear. “Pelaksanaan harus bersih”tegasnya.
            Kalau pelaksanaan Pilgub Sumsel masih seperti yang sudah-sudah, masyarakat disuguhkan permainan kotor dengan bermain politik uang dan sebagainya, maka tugas kita sebagai masyarakat Sumsel untuk merubahnya dulu. “Karena kalau pilgub Sumsel masih berjalan sebagaimana sebelumnya, permainannya kotor, masih menganut system bapak, anak ikut pencalonan seperti kerajaan saja, maka tentu itu akan melahirkan pemimpin kotor. Bagaimana Sumsel akan menjadi propinsi yang hebat kalau cara kotor masih saja diterapkan”, cetusnya.
            Bukan soal pilkada itu saja, menurut Susno,  Indonesia sebagai Negara besar   dengan berbagai macam potensinya, anak negeri ini masih saja terjajah. Baik dari sisi perekonomian, perdagangan, dan sebagainya. Seperti soal penjualan ubi racun saja. Yang semula harganya Rp. 1500/kg, sekarang bisa di bawa Rp 500. Mengapa itu bias terjadi karena perusahaan besar mempermainkannya karena dikelola oleh segelintir perusahaan besar. Mestinya Negara turut campur mengaturnya bukan diserahkan kepada swasta. “makanya masyarakat kecil selalu dirugikan”, ucapnya sedih
            Susno mengajak kepada masyarakat OKU, untuk secara bersama-sama melakukan perubahan agar negeri ini mendapat pemimpin yang amanah yang mampu membawa negeri ini kearah yang maju. “Jadi jangan  jual kepala kita (hak suara,red) saat pilkada berlangsung agar kita mampu melahirkan pemimpin amanah dan itu menjadi tugas kita bersama”, tegas Susno.
            Sementara itu, dalam sesi dialog, tokoh masyarakat OKU, H Ali Khan Ibrahim mengatakan dengan mendapat penjelaskan Susno tentang politik jelang pilkada Sumsel, perekonomian, dan lain-lainnya itu, maka sudah selayaknya masyarakat Sumsel untuk dapat mendukung dan menjadikan  Susno Duaji sebagai Gubernur Sumsel. (muslimin)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.