Dipojokkan PT TEL,Dompet Duafah Angkat Bicara


Muara Enim,---liputansumsel. com---
Direktur Institut Kemandirian Dompet Dhuafa,Zainal Abidin kepada liputansumsel.com beberapa waktu yang lalu, angkat bicara terkait pemberitaan tanggal 28 Agustus 2017, ditayangkan di laman website liputansumsel.com, dengan judul berita : PT TEL Lalai, 149 Peserta Terancam Pengangguran, dengan ini kami dari Institut Kemandirian Dompet Dhuafa merasa   keberatan dengan pernyataan PT TEL  yang sangat memojokkan Dompet Duafah.
Melalui surat elektronik (email) yang dikirimkan ke redaksi liputansumsel.com beberapa waktu yang lalu.Zainal memberikan tanggapan dan hak jawab atas berita tersebut,berikut poin-poin tanggapan Dompet Duafah:

1.Bahwa kami, Institut Kemandirian Dompet Dhuafa, adalah sebuah lembaga pendidikan keterampilan (vokasional) di bawah payung lembaga amil zakat nasional Dompet Dhuafa, yang memberikan pelatihan keterampilan kepada para pemuda yang belum memiliki pekerjaan dan atau keterampilan yang masuk dalam kategori mustahik
2.Dalam melakukan aktivitasnya, Institut Kemandirian Dompet Dhuafa mendapatkan pendanaan dari Dompet Dhuafa.  Dengan dana ini, kami bisa memberikan pelatihan keterampilan kepada para mustahik secara gratis (tidak dikenakan biaya)
3.Selain dana dari Dompet Dhuafa, Institut Kemandirian Dompet Dhuafa bisa melakukan kerjasama dengan pihak lain, dengan aturan-aturan yang jelas, untuk melakukan aktivitas sejenis, misalnya mengelola dana CSR perusahaan
4.Sejak 2015, Institut Kemandirian Dompet Dhuafa bekerjasama dengan Yayasan Darma Mulia, untuk mengelola kegiatan pelatihan calon Anak Buah Kapal Tanker dan pelatihan Teknik Pengelasan (Welder).  Saat ini, pelatihan tersebut sudah meluluskan 32 alumni, yang seluruhnya sudah bekerja sesuai dengan keterampilannya di berbagai perusahaan
5.Bahwa benar, dalam kaitannya dengan poin ke 3 dan 4 di atas, kami menawarkan program kepada PT TEL PT Tanjung Enim Lestari), untuk membantu kegiatan kami dalam program rekrutmen.  PT TEL memberikan support dalam bentuk pelaksanaan kegiatan perekrutan dan biaya transportasi calon peserta ke lokasi pelatihan di Jakarta dan Tanjung Balai Karimun
6.Untuk poin 5 tersebut, sejak Oktober 2016 sudah beberapa kali diajukan draft MoU antara PT TEL dan Yayasan Darma Mulia sebagai pelaksana program.  Draft terakhir sudah diserahkan kepada PT TEL dan belum juga disetujui sampai berita di atas terbit
7.Atas dasar saling percaya, kami (Institut Kemandirian Dompet Dhuafa, Yayasan Darma Mulia dan PT TEL) memulai program perekrutan di lokasi kerja PT TEL di Tanjung Enim.  Seluruh biaya transportasi para pelaksana seleksi dari Jakarta dibiayai oleh PT TEL
8.Setelah diskusi yang cukup panjang, akhirnya disepakati 149 orang peserta dinyatakan lulus seleksi (ada beberapa peserta yang seharusnya tidak lulus seleksi, tapi pihak PT TEL dengan beberapa alasan melakukan negosiasi, sehingga akhirnya diluluskan dengan catatan khusus)
9.Sampai di sini semua aktivitas berjalan dengan kerjasama yang baik di antara ke tiga pihak (Institut Kemandirian Dompet Dhuafa, Yayasan Darma Mulia dan PT TEL).  Komunikasi berkaitan dengan penyelesaian draft MoU juga dilakukan secara intensif.
10.Pada tanggal 27 Desember 2016, PT TEL melakukan aktivitas sepihak, yang disebut sebagai bagian dari kegiatan CSR PT TEL, dan dipublikasikan secara luas melalui media cetak dan sosial media, termasuk laman FaceBook bapak Miftahuddin Amin.  Padahal peserta aktivitas itu adalah 149 peserta hasil seleksi bersama, sehingga seharusnya aktivitas itu dilakukan bersama (oleh ke tiga pihak).
11.Karena dalam aktivitas poin 10 di atas, PT TEL menyebut soal CSR perusahaan, Yayasan Darma Mulia merasa keberatan dengan aktivitas tersebut, mengingat pihak yang paling besar mengeluarkan biaya adalah Yayasan Darma Mulia (untuk diketahui, biaya pelatihan untuk keterampilan welder ataupun ABK, mencapai Rp. 20 juta)
12.Karena keberatan Yayasan Darma Mulia tersebut, akhirnya beberapa kali dilakukan negosiasi antara ketiga pihak.  Institut Kemandirian Dompet Dhuafa diwakili oleh Zainal Abidin (Direktur) dan Verry A Firmansyah (Wakil Direktur), Yayasan Darma Mulia diwakili oleh bapak Djoko Sudarwo, dan PT TEL diwakili oleh bapak Amrodji dan bapak Roeslan.  Saat itu (7 April 2017) disepakati, PT TEL akan mengeluarkan dana CSRnya sebesar Rp. 300 juta untuk membiayai 30 peserta untuk mengikuti pelatihan.  Untuk yang tidak terbiayai oleh CSR PT TEL, akan dicarikan biaya sesuai dengan kemampuan Yayasan Darma Mulia
13.Sampai di sini, tidak ada progress, baik dalam MoU maupun aktivitas pelatihan.  Sampai kemudian dilakukan pertemuan di kantor PT TEL di Jakarta, yang dihadiri oleh ke tiga pihak. PT TEL diwakili oleh bapak Miftahuddin Amin, Yayasan Darma Mulia diwakili oleh bapak Maryono dan bapak Djoko Sudarwo. Institut Kemandirian diwakili oleh Zainal Abidin.  Notulen pembicaraan itu adalah :
a.TeL berkeinginan mengembalikan posisinya sebagai supporting dalam program ABK dan Welder, yang dilaksanakan oleh Institut Kemandirian Dompet Dhuafa dan Yayasan Darma Mulia. TeL akan membantu menyediakan SDM yang dibutuhkan. Hal ini tidak bisa dipenuhi oleh Yayasan Darma Mulia sebagai penyandang dana terbesar
b.Dalam rapat ini juga, bapak Miftahuddin Amin menyebut bahwa PT TEL merasa ditodong dan dijebak (trap) oleh Institut Kemandirian Dompet Dhuafa dan Yayasan Darma Mulia, tetapi akhirnya dikoreksi.  Dalam rapat ini pun, bapak Miftahuddin Amin mengungkapkan kekecewaan ybs terhadap beberapa bawahannya, yang disinyalir melakukan tindakan yang justru merugikan PT TEL.
c.Yayasan Darma Mulia dan Institut Kemandirian sudah melaksanakan program ABK dan Welder sejak 2015, dengan pendanaan sepenuhnya dari Yayasan Darma Mulia. Tugas Institut Kemandirian adalah melakukan rekrutmen peserta yang berasal dari keluarga tidak mampu
d.Pada awalnya, rekrutmen yang dilakukan oleh Institut Kemandirian di Tanjung Enim, ada dalam konteks mendudukkan TeL dalam posisi supporting. Kondisi ini berubah ketika TeL secara sepihak mengklaim program pendidikan ABK dan Welder sebagai program CSRnya, maka Yayasan Darma Mulia tidak berkenan karena PT TEL justru mencoba ‘mencuri start’ melalui kegiatan sepihak dan memperoleh liputan media seolah-olah itu adalah kegiatan CSR PT TEL sendiri
e.Akibat dari poin (3), Yayasan Darma Mulia menawarkan program pelatihan ABK dan Welder kepada TeL, sebagai salah satu program CSR yang melatih anak-anak muda di sekitar wilayah kerja TeL dengan biaya seperti diajukan dalam draft perjanjian antara YDM dan TeL
f.Jumlah peserta pelatihan ABK dan Welder yang berasal dari Tanjung Enim tergantung dari jumlah dana CSR yang bisa disediakan oleh TeL
g.Semua aktivitas yang termasuk dalam lingkup kerjasama ini akan bisa diimplementasikan apabila payung hukum berupa perjanjian kerjasama antara TeL dan YDM sudah ditandatangani kedua belah pihak

Zainal berharap Dengan penjelasan ini,Pembaca dan Peserta Diklat dapat memahami hal yang sebenarnya terjadi.

Menanggapi pernyataan tersebut, staf humas PT TEL Shintalya Wibawa
mengatakan jika Draft MoU antara PTTeL dengan Yayasan Darma Mulya telah disampaikan oleh pihak Yayasan Darma Mulya kepada PT.TeL pada tanggal 14 Juni 2017. Setelah mempelajari draft tersebut dan menyimak hasil kunjungan 2 perwakilan calon peserta welder dan tim CSR PT TeL di awal bulan Juli 2017 ke tempat pelatihan dan beraudiensi langsung maka kami menyimpulkan bahwa program tersebut sulit untuk diteruskan.

 "Dan untuk menyelesaikan persoalan peserta diklat ini ,Saat ini program CSR PTTeL  yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat (Community Development)berfokus untuk menyelenggarakan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi khususnya bagi para pemuda masyarakat lokal desa di sekitar  Perusahaan. Program ini kami sebut sebagai Program Pemuda Unggulan di mana dalam program ini kami sedang menjajaki kerjasama dengan BLK  Prabumulih ,BLK Muara Enim dan BLK Serang. Untuk calon pesertanya adalah diprioritaskan para pemuda lulusan tes welder/abk sebelumnya  karena mereka telah terbukti keunggulannya dengan telah lulus tes seleksi tertulis maupun melalui pembinaan dasar kediksiplinan yang bekerjasama dengan kodim Muara Enim. Segera setelah mendapatkan konfirmasi dari pihak BLK, tim CSR TEL akan segera melakukan sosialisasi tentang program ini, bekerja sama dengan pihak Desa dan kecamatan,"Pungkasnya (LS01)





Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.