Niat Cari Ikan, Warga Temukan Batu Berelief Di Air Terjun Sungai Kukuy Lubuk Buntak

Pagaralam,Liputansumsel.com - Pada hari Kamis 20 September 2018 ditemukan megalit terbaru BATU BERELIEF SITUS BATU GONG di Kota Pagaralam tepatnya di dinding Air Terjun Sungai Kukuy Lubuk Buntak,kecamatan Dempo Selatan (500m) dari Situs Batu Gong.

Pertama kali ditemukan oleh Pak Ibnu ketika sedang menjaring/memancing ikan Kalang di aliran sungai kukuy. Pada awalnya pak Ibnu beranggapan goresan tersebut gambar iseng/alami namun ketika tim survey bidang Kebudayaan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan datang dan menjelaskan tentang goresan tersebut.

Barulah ia menyadari bahwa batu itu bagian dari tradisi Megalitik.Batu tersebut bergambar 2 orang arca yang sedang bersalaman dan burung Hantu.
"Pada awalnya saat saya sedang menjaring ikan di sekitaran lokasi saya melihat batu yang ada goresan dan saya beranggapan cuma goresan biasa."ujarnya

Lanjut Ibnu"Pada saat rombongan Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan kota Pagaralam meninjau lokasi,disaat itu lah saya mengetahui bahwa goresan batu yang saya kira cuma goresan biasa itu ternyata adalah Megalith peninggalan Zaman Purba."katanya

Menurut Ronaldi ( Arkeolog Pagaralam,Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pagaralam) megalit tersebut berukuran panjang 8,5m x 1,2m dan merupakan satu-satunya batu berelief terpanjang yang pernah ditemukan di Sumatra Selatan.
Hingga saat ini dibandingkan Batu Berelief Tegur Wangi dan Batu Gores di Empat Lawang. Batu megalith menggambarkan 2 orang yang sedang bersalaman dengan hiasan burung hantu diatasnya.
"Batu Megalith yang bergambarkan Dua orang yang sedang bersalamam ini merupakan terbesar dan terpanjang di Provinsi Sumatera Selatan."Ungkapnya

Dua orang bersalaman berarti sifat manusia yang saling membutuhkan satu sama lain /gotong royong dalam berburu dan meramu makanan, sedangkan burung hantu merupakan hewan mitos yang diagungkan dalam masyarakat dahulu yang dianggap sebagai penjaga,penunjuk arah dan penolak bala.

Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Marjohan Melalui Kepala Bidang Kesenian dan Kebudayaan,Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pagaralam Ali Akbar Fitriansyah Terpisah, menuturkan untuk sementara Megalith yang ditemukan di Desa  ini dirawat dan di jaga melalui  Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

 "Sementara dirawat dan dijaga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata dia.


Dalam waktu dekat, Ali Akbar akan segera melakukan koordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) terkait penemuan arca tersebut. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan kajian di titik-titik tertentu yang kemungkinan terdapat peninggalan bersejarah.

"Dalam waktu dekat ini pihak kita akan menghubungi Balai Besar Cagar Budaya untuk menindak lanjuti penemuan Megalith di Desa Lubuk Buntak," ujarnya.

Temuan arca tersebut membuka idenditas budaya megalitik besemah khususnya Kota Pagaralam yang wajib dipelihara dan dilestarikan.
Masyarakat terdahulu telah mengajarkan kepada generasi saat ini bahwasanya untuk hidup dan bekerja sama dalam membangun Kota Pagaralam.



Jauh sebelumnya, di tempat yang berbeda juga ditemukan patung prajurit, batu gong, rumah batu, patung gajah, dan lain-lain.

Sebagai informasi, Pagaralam merupakan wilayah yang paling banyak ditemukan arca peninggalan era megalitik Bukitbarisan Pasemah. Tradisi ini berkembang sekitar 2.000 tahun Sebelum Masehi. Meski belum belum ada benang merahnya, sejumlah sejarawan di Palembang menyakini masyarakat yang mengembangkan tradisi tersebut juga menjadi kekuatan yang mendirikan Kerajaan Sriwijaya

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.