Herman Deru Larang Kepala Daerah Alihfungsikan Lahan Pertanian

Wujudkan Sumsel Gerbang Ekspor Pangan Nasional
Banyuasin - liputansumsel.com--Meski di penghujung pekan sekalipun, tak menghentikan ritme kerja Gubernur Sumsel Herman Deru menjadi lamban. Bahkan dalam perjalanan kunjungan kerja menuju ke provinsi Bangka Belitung saat melintasi perairan wilayah kampung Upang, Kabupaten Banyuasin, Minggu (08/03/2020) tekad kuat dan keinginan Gubernur Herman Deru untuk mengembalikan kejayaan Sumsel sebagai lumbung pangan nasional tetap terpatri dalam sanubarinya dan bukanlah sekedar mimpi belaka. 

Cita- cita ini bisa segera terwujud apabila Gubernur bersama seluruh kepala daerah di 17 kabupaten/kota se-Sumsel  dan para petani berkomitmen juga berfokus mengelola lahan pertanian. Terlebih lagi pemerintah provinsi Sumatera Selatan mendapatkan kuota nasional  dari Kementrian Pertanian dalam ekspor beras nasional.

"Kita lihat ini di kiri kanan perairan yang kita lintasi areal persawahannya tertata rapi. Bersyukur kita, provinsi Sumatera Selatan dikaruniai kekayaan alam yang luar biasa oleh Yang Maha Kuasa. Para petani juga turut menjaga dan merawat sawahnya. Segera nanti saya bersama masyarakat akan melakukan panen raya di kabupaten Banyuasin", kata HD.

Sumsel menargetkan 1 juta ton gabah kering panen per tahun dari sejumlah kabupaten seperti Banyuasin, Oku Timur, Musi Rawas, dan lainnya, yang niscaya pintu gerbang ekspor pangan bagi Sumsel dapat diraih. Tentu saja selain komitmen bersama semua pihak, HD mengapresiasi peranan dan kerjasama penyuluh pertanian, petani, tenaga pertanian dan dinas pertanian yang telah ikut berkontribusi dan bekerja keras mempertahankan lahannya.

"Terima kasih kepada para kepala daerah yang telah berkomitmen menjaga lahan pertanian dan tidak mengalihfungsikan lahan untuk penggunaan lain. Terima kasih juga untuk bersama melakukan pengawasan aliran penggunaan pupuk bersubsidi bagi petani, serta alsintan (alat mesin pertanian). Begitu juga kepada TNI dan Polri atas pengawasan di bidang distribusi pertanian", tandasnya.

Tak lupa kepada para pengusaha industri kecil, menengah, dan besar yang bergerak di bidang usaha perberasan atau sektor hilirnya, HD meminta agar para pengusaha  dapat menjaga kualitas beras sebagai persyaratan menuju gerbang ekspor beras. "Ini komitmen yang tidak berubah dan tetap konsisten sesuai tujuan. Pemerintah dari segala lapisan mulai dari Gubernur, Bupati/Walikota, dan seluruh stakeholder agar menyerap hasil pertanian saat sedang panen besar untuk menjaga kstabilan harga atau saat terjadinya penurunan harga akibat suplai yang berlebih",ujarnya.

Upaya menjaga kstabilan harga pangan, menurut HD dapat juga dilakukan dengan pola resi gudang yang dulu pernah menjadi icon dan akan dibangkitkan kembali. Tak hanya itu, kebanggaan sebagai provinsi penghasil beras diungkapkan HD bukanlah sebatas kata-kata saja, namun perlu langkah nyata dan perbuatan dalam meningkatkan kesejahteraan para petani yang bertujuan menekan angka kemiskinan.

"Kita ketahui masyarakat Sumsel mata pencahariannya didominasi pada sektor pertanian dan perkebunan, seperti padi, kopi, dan kelapa sawit. Komoditas pertanian inilah yang paling tidak terpengaruh apa pun jika fluktuasi terjadi. Untuk itu kembali saya tekankan pada semua pihak, agar jangan mengalihfungsikan lahan pertanian. Kita akan wujudkan Sumsel lumbung ekspor pangan nasional", kata HD bangga dan optimis

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.