JUMLAH ODP,PDP DAN OTG DI PRABUMULIH MENURUN



PRABUMULIH.liputansumsel.com—Pemerintah Kota Prabumulih dan gugus tugas terus bekerja melakukan penanganan pencegahan dan penanggulangan Covid 19.hingga hari ini justru tidak terjadi penambahan ODP,PDP maupun OTG.Hal ini diungkapkan oleh  Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Prabumulih, dr Happy Tedjo

“Saat ini memang ada trend penurunan di Prabumulih, kontak erat yang positif hasil rapid langsung kita isolasi mandiri maupun di rumah sakit. Sekarang memang terjadi penurunan, kenapa harus dipaksakan naik. Memang kita terus ajukan swab ada 11 yang menunggu hasil, namun mereka telah kita isolasi sejak lama, harapan kita hasilnya negatif,” katanya membantah isu menyatakan Prabumulih tidak mengajukan swab.

Tedjo mengakui memang ada penambahan baru klaster ke 5, dan pihaknya langsung melakukan tracking kontak erat di rumah maupun di lingkungan kerja dan telah melakukan rapid test. Klaster baru ini sendiri belum diketahui dari mana, karena tidak ada riwayat di empat klaster sebelumnya. “Makanya kita langsung bergerak tracking dan tes pakai rapid, kita juga telah koordinasikan ke Kabupaten Muaraenim karena rumah pasien itu juga ada di Muaraenim,” bebernya seraya mengatakan serius dan gerak cepat itu yang membuat Prabumulih tak bertambah signifikan.
                                                             
Tedjo menjelaskan, berdasarkan kementerian kesehatan alur pemeriksaan rapid tes antibodi dan rapid test antigen yakni OTG, ODP dan PDP dirapid test lalu, jika negatif maka isolasi selama 10 hari.

“Jika selama isolasi gejala memberat segera ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk rapid test, bila hasil negatif berarti bukan Covid 19. Jika positif maka diajukan swab, kalau swab negatif berarti bukan, tapi kalau swab positif berarti terkonfirmasi,” katanya.
Lalu jika OTG, ODP dan PDP hasil rapid positif maka langsung diajukan swab tes, dan jika hasil swab positif berarti terkonfirmasi Covid- 19. Kalau terkonfirmasi tanpa gejala maupun ringan maka isolasi di rumah, jika sedang maka rujuk ke RS darurat, dan jika berat maka ke RS rujukan.

“Sama halnya jika OTG, ODP dan PDP gejala berat butuh perawatan di RS, maka langsung dirujuk ke RS rujukan mengikuti pedoman. Kita terus upayakan langkah-langkah cepat sehingga tidak bertambah, keuntungan kita memiliki 2000 rapid test sehingga bisa langsung periksa yang kontak erat sebagai langkah antisipasi,” pungkasnya.

 Semenatara itu, menanggapi  banyak keluhan serta dianggap oleh sejumlah pihak lamban dalam penanganan pandemi Virus Corona, serta diduga menutupi jumlah pasien positif karena tidak signifikan bertambah. Tudingan yang tidak berdasar tersebut, mendapat tanggapan tegas dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Prabumulih, Sutarno SE.
Menurut Sutarno SE, apa yang dilakukan Pemerintah Kota Prabumulih tergolong tercepat dalam upaya penanggulangan dan pencegahan penyebaran virus corona. Terbukti, kota Prabumulih pertama di Sumsel membagikan sembako dan 37 ribu masker. Lalu, sudah 4 kali melakukan penyemprotan disinspektan ke seluruh kelurahan dan tempat umum.
Dan kepada masyarakat, Prabumulih memiliki 2000 rapid test sehingga jumlah pasien positif Corona tidak bertambah signifikan seperti daerah-daerah lain. Jikapun ada penambahan, merupakan pasien Impor alias datang dari luar daerah.


“Salah kalau dibilang lamban, Kota Prabumulih ini malahan tercepat dalam penanganan Covid 19. Sekarang ini pasien positif tidak bertambah signifikan seperti daerah lain, bahkan sembuh sudah banyak. Begitupun untuk ODP, PDP dan OTG menurun, kami DPRD Prabumulih tahu persis karena kami selalu mengikuti dan memantau kinerja pemerintah,” ujarnya, Minggu (10/5/2020), ketika diwawancarai.
Sutarno mengatakan, mengapa Prabumulih cepat dalam pencegahan dan penanggulangan Covid 19 karena Kota Prabumulih ketika ada pasien positif langsung ditrack ,lalu orang-orang yang kontak erat langsung dirapid test dan yang positif rapid diisolasi di rumah sakit yang disediakan maupun isolasi mandiri.

“Jadi begitu ada warga dinyatakan positif hasil swab, maka tim gugus tugas langsung tracking siapa-siapa yang kontak erat dan langsung dirapid test. Jika positif rapid test, langsung diisolasi baik ke rumah sakit maupun secara mandiri dirumah dengan dipantau ketat petugas medis,” katanya.

Berbeda dengan daerah lain, menurut Tarno, dimana warga yang kontak erat dengan pasien positif harus menunggu swab diajukan ke Provinsi dan selama menunggu kemungkinan tidak isolasi sehingga sudah menyebar kemana-mana.

“Di kita orang-orang yang kontak erat langsung rapid dan isolasi, jika dua kali rapid negatif berarti tidak terpapar dan itu sudah sesuai dengan alur pemeriksaan dari Kemenkes. Seluruh klaster yang ada bahkan sudah di tracking dan di rapid test, jadi kenapa harus dipaksakan ada trend naik kalau memang kenyataan penanganan sudah baik,” katanya seraya mengatakan Prabumulih duluan warganya positif, namun peningkatan justru banyak daerah lain.

Sutarno menuturkan, Pemerintah Prabumulih mengetahui jika rapid test memang tidak akurat. Tapi tidak akurat saja sudah melakukan isolasi dan penanganan layaknya pasien positif, apalagi jika telah ada hasil positif swab maka penanganan ekstra maksimal. “Belum akurat saja sudah diisolasi dan diberikan obat serta pelayanan kesehatan seperti pasien positif, apalagi memang positif. Dengan adanya rapid test, Prabumulih itu ibarat siswa sudah ikut tryout dulu makanya ketika swab positif dan isolasi cepat sembuh,” tuturnya.(ls01)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.