PSBB Makin Dekat, Pemkot Prabumulih Segera Atur Jarak Pedagang di PTM

Prabumulih, Liputansumsel.com - Berbagai persiapan terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Prabumulih terkait rencana penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Selain mengatur masalah Peraturan Walikota (Perwako), Pemkot Prabumulih dalam waktu dekat juga akan menerapkan pembatasan fisik dengan mengatur jarak antar pedagang di Pasar Tradisional Modern (PTM).

Walikota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM menjelaskan, masalah pembatasan jarak antar pedagang di PTM merupakan wacana yang telah lama direncanakan oleh Pemkot Prabumulih sebelum wabah corona menjadi permasalahan besar di negeri ini. Hanya saja rencana itu belum bisa terlaksana mengingat banyaknya jumlah pedagang tidak sebanding dengan luas lahan yang tersedia.

Meski demikian pihaknya akan mencoba untuk menerapkan hal tersebut mengingat pembatasan jarak antar pedagang merupakan salah satu persyaratan yang harus dilakukan oleh daerah yang akan melaksanakan PSBB. Untuk itu pihaknya akan mendata jumlah pedagang sebelum melakukan pembatasan jarak antar pedagang di pasar.

"Hal ini sudah lama kita rencanakan, kita akan buat jarak satu meter antar pedagang. Tujuannya tidak lain adalah untuk menghindari kerumunan pembeli dari satu pedagang dengan pedagang lainnya," ujar Ridho Yahya belum lama ini.

Masih kata Ridho, permasalahan perenapan jarak antar pedagang tidak hanya menjadi permasalahan yang harus dihadapi oleh Kota Prabumulih. Hal serupa juga dialami oleh Kota Palembang yang sama-sama akan menerapkan PSBB.

Bahkan menurut Ridho, masalah penerapan jarak antar pedagang di sejumlah pasar di Kota Palembang lebih rumit. Mengingat banyaknya jumlah pasar serta pedagang yang akan diatur oleh pemerintah tersebut.

"Penerapan ini harus dilakukan dan akan kita upayakan. Namun sebelumya kita perlu sosialisasi terlebih dahulu kepada pedagang, agar tidak terjadi permasalahan di kemudian hari. Untuk itu kita meminta agar pedagang bisa memaklumi hal ini demi menjaga kesehatan kita bersama, khususnya dalam hal pencegahan penyebaran wabah covid-19," tuturnya.

Masih kata Ridho, pasar merupakan tempat berkumpulnya banyak orang. Terlebih lagi wabah covid-19 ini merebak disaat bulan Ramadhan yang secara otomatis akan membuat pasar menjadi lebih ramai dikunjungi masyarakat untuk berbelanja kebutuhan.

Keberadaan pasar pun juga sangat penting saat ini karena banyak orang yang masih bergantung pada keberadaan pasar tradisional seperti petani, pedagang, dan masyarakat.

"Pasar tempat bertemunya masyarakat, kalau pasar ditutup tentu ekonomi akan terdampak. Mari diatur dengan ‘physical distancing’ agar pedagang bisa berjualan, petani bisa menyetor hasil taninya dan ekonomi tetap berjalan,” tandasnya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.