TERKAIT DENGAN YANG DI LAKUKAN OKNUM LAPAS KELAS IIB SEKAYU INI KATA KETUA PP-SUMSEL
MuBa -liputansumsel.com-Ketua Koordinator Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pengawasan Pembangunan Sumatera Selatan (PP Sumsel), Idahm Zulfikri mengaku prihatin dengan sejumlah informasi yang diterima pihaknya tentang kondisi yang terjadi di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) klas IIB Sekayu.
Menurut dia, sejumlah informasi dari kerabat Warga Binaan (WB) tentang aksi kekerasan fisik yang dilakukan oknum petugas terhadap WB seolah olah menjadi tontonan sehari-hari. Terkadang, hanya karena masalah sepele seorang WB harus mengalami nasib naas hingga babak belur.
"Baru baru ini yang menjadi korban adalah seorang mantan Lurah di Kecamatan Sekayu. Hanya karena mengatakan akan melaporkan petugas yang memukulnya ke Kalapas, ia langsung dihajar oknum KPLP dihadapan ratusan WB saat apel sore. Kemudian diseret ke pos dan kembali dipukuli hingga babak belur," kata Idham Zulfikri.
Demikian juga sumbangan, partisipasi, iuran dan lain sebagainya seolah tiada habisnya. Mulai dari angka 50 ribuan yang dipungut dari pengunjung saat bezuk hingga sumbangan WB yang mencapai ratusan juta rupiah. Sejumlah rehab dan pembangunan sarana dan prasarana Lapas juga tak lepas dari beban WB. Kemudian uang rokok petugas, uang makan sampai sumbangan beli cat.
" WB sampai pusing, setiap hari ada saja yang mesti dibayar,"imbuhnya.
Sementara penghuni sel karantina yang sudah berbulan bulan tak turun ke blok bisa dipastikan mereka adalah WB yang tak punya uang. Karena jika seorang WB mampu menyediakan sejumlah uang maka yang bersangkutan tak perlu lama di sel karantina, satu hari bisa langsung turun.
"Untuk turun ke blok minimal harus bisa menyediakan uang Rp1,5-2 jt. Ini belum lagi kalau milih tamping, jumlahnya bisa mencapai Rp3-5juta. Makanya kalau sudah berbulan bulan di karantina bisa kita pastikan WB tersebut tak mampu bayar," imbuhnya.
Pihaknya mengaku, penelusuran yang dilakukan menyimpulkan otak semua kejadian tersebut mengarah kepada T oknum KPLP Lapas klas IIB Sekayu. Aksi kekerasan dan sejumlah pungutan yang harus ditanggung warga binaan telah menimbulkan keresahan dikalangan warga binaan. Pergantian Kalapas ternyata belum membuat warga binaan bernafas lega. Pasalny tokoh utama yang diduga menjadi otak semua kejadian tersebut seolah tak tersentuh dan kebal hukum.
" Sejumlah informasi yang berhasil kami himpun ditambah hasil investigasi menyimpulkan otak semua kejadian tersebut mengarah kepada oknum KPLP yang dibantu satu stafnya DN bergelar Macan obak. Kami menduga oknum KPLP (T) ini memang suka melakukan aksi kekerasan seperti yang pernah terjadi saat bertugas di Lapas Muara Enim, satu orang WB akhirnya meregang nyawa ditangannya. Namun oknum tersebut lolos dari sanksi hukum maupun jabatan," paparnya.
Pihaknya berharap, adanya pergantian Kalapas klas IIB Sekayu dan juga Kepala Divisi Pengawasan Lapas akan membawa perubahan dan menimbulkan rasa nyaman ditengah WB Lapas Sekayu. Aksi kekerasan dan pungutan yang dirasakan warga binaan sudah kelewat batas akan segera berakhir.
"Jangan tunggu sampai jatuh korban dulu baru ada tindakan. Besar harapan kami dengan Kalapas maupun Kadiv Pengawasan Lapas yang baru,"ujarnya.
Kepala Divisi Permasyarakatan Kanwil Kemenkumham Sumsel, Alfi Zahrin, yang baru dilantik awal bulan ini mengaku berterimakasih atas informasi terkait Lapas klas IIB Sekayu. Ia berjanji akan menindak lanjuti informasi tersebut dengan melakukan pengecekan langsung ke Lapas Sekayu.
" Terimakasih atas informasi nya, saya masih di Banjarmasin, nanti akan saya cek langsung. Dan alangkah baiknya informasi ini disertai bukti dan petunjuk sehingga saya bisa langsung mengambil tindakan,' kata Alfi saat dikonfirmasi melalui akun WhatsAppnya akhir pekan ini. (tim)
.
Menurut dia, sejumlah informasi dari kerabat Warga Binaan (WB) tentang aksi kekerasan fisik yang dilakukan oknum petugas terhadap WB seolah olah menjadi tontonan sehari-hari. Terkadang, hanya karena masalah sepele seorang WB harus mengalami nasib naas hingga babak belur.
"Baru baru ini yang menjadi korban adalah seorang mantan Lurah di Kecamatan Sekayu. Hanya karena mengatakan akan melaporkan petugas yang memukulnya ke Kalapas, ia langsung dihajar oknum KPLP dihadapan ratusan WB saat apel sore. Kemudian diseret ke pos dan kembali dipukuli hingga babak belur," kata Idham Zulfikri.
Demikian juga sumbangan, partisipasi, iuran dan lain sebagainya seolah tiada habisnya. Mulai dari angka 50 ribuan yang dipungut dari pengunjung saat bezuk hingga sumbangan WB yang mencapai ratusan juta rupiah. Sejumlah rehab dan pembangunan sarana dan prasarana Lapas juga tak lepas dari beban WB. Kemudian uang rokok petugas, uang makan sampai sumbangan beli cat.
" WB sampai pusing, setiap hari ada saja yang mesti dibayar,"imbuhnya.
Sementara penghuni sel karantina yang sudah berbulan bulan tak turun ke blok bisa dipastikan mereka adalah WB yang tak punya uang. Karena jika seorang WB mampu menyediakan sejumlah uang maka yang bersangkutan tak perlu lama di sel karantina, satu hari bisa langsung turun.
"Untuk turun ke blok minimal harus bisa menyediakan uang Rp1,5-2 jt. Ini belum lagi kalau milih tamping, jumlahnya bisa mencapai Rp3-5juta. Makanya kalau sudah berbulan bulan di karantina bisa kita pastikan WB tersebut tak mampu bayar," imbuhnya.
Pihaknya mengaku, penelusuran yang dilakukan menyimpulkan otak semua kejadian tersebut mengarah kepada T oknum KPLP Lapas klas IIB Sekayu. Aksi kekerasan dan sejumlah pungutan yang harus ditanggung warga binaan telah menimbulkan keresahan dikalangan warga binaan. Pergantian Kalapas ternyata belum membuat warga binaan bernafas lega. Pasalny tokoh utama yang diduga menjadi otak semua kejadian tersebut seolah tak tersentuh dan kebal hukum.
" Sejumlah informasi yang berhasil kami himpun ditambah hasil investigasi menyimpulkan otak semua kejadian tersebut mengarah kepada oknum KPLP yang dibantu satu stafnya DN bergelar Macan obak. Kami menduga oknum KPLP (T) ini memang suka melakukan aksi kekerasan seperti yang pernah terjadi saat bertugas di Lapas Muara Enim, satu orang WB akhirnya meregang nyawa ditangannya. Namun oknum tersebut lolos dari sanksi hukum maupun jabatan," paparnya.
Pihaknya berharap, adanya pergantian Kalapas klas IIB Sekayu dan juga Kepala Divisi Pengawasan Lapas akan membawa perubahan dan menimbulkan rasa nyaman ditengah WB Lapas Sekayu. Aksi kekerasan dan pungutan yang dirasakan warga binaan sudah kelewat batas akan segera berakhir.
"Jangan tunggu sampai jatuh korban dulu baru ada tindakan. Besar harapan kami dengan Kalapas maupun Kadiv Pengawasan Lapas yang baru,"ujarnya.
Kepala Divisi Permasyarakatan Kanwil Kemenkumham Sumsel, Alfi Zahrin, yang baru dilantik awal bulan ini mengaku berterimakasih atas informasi terkait Lapas klas IIB Sekayu. Ia berjanji akan menindak lanjuti informasi tersebut dengan melakukan pengecekan langsung ke Lapas Sekayu.
" Terimakasih atas informasi nya, saya masih di Banjarmasin, nanti akan saya cek langsung. Dan alangkah baiknya informasi ini disertai bukti dan petunjuk sehingga saya bisa langsung mengambil tindakan,' kata Alfi saat dikonfirmasi melalui akun WhatsAppnya akhir pekan ini. (tim)
.
Tidak ada komentar
Posting Komentar