Ormas Islam OKU Ingatkan The Zuri Hotel Baturaja Jangan Ada Celah Kemaksiatan


Baturaja,liputansumsel.com - Pada hari Selasa siang, tanggal 19 Januari 2021  The Zuri Hotel Baturaja mengadakan acara Grand Openingnya yang secara resmi dibuka oleh Gubernur Sumsel H. Herman Deru didampingi Bupati OKU Drs. H. Kuryana Azis beserta unsur Forkopimda.

Berbagai komentar pun datang dari tokoh-tokoh dan pengurus beberapa ormas Islam OKU mengenai telah dimulainya beroperasional secara resmi hotel terbesar di OKU Raya itu atau di luar Palembang itu.

Pada intinya, mereka mempersilahkan dan mengucapkan selamat hadirnya hotel berbintang serta berkelas di Kabupaten Sebimbing Sekundang, namun mereka meminta agar tempat yang sudah menjadi icon perhotelan dan kebanggaan di OKU ini, jangan sampai disalahgunakan sebagai tempat yang berpotensi maksiat.

Hal tersebut disampaikan sejumlah tokoh ormas Islam di OKU kepada media ini pada Selasa sore (19/1).

Ketua MUI OKU Drs. H. Admiathi Somad berharap agar pengelolaan The Zuri Hotel dengan sistem manajemen syariah.

H. M. Nizar, S.PdI salah satu pengurus MUI dan penasehat senior beberapa ormas Islam di OKU ini mempersilahkan The Zuri Hotel beroperasi sepanjang tidak berpotensi menjadi tempat maksiat.

Ketua GNPF OKU H. Ali Khan Ibrahim, S.IP menegaskan 

baginya dengan hadirnya The Zuri Hotel Baturaja bukanlah sebuah kebanggaan atau icon, sepanjang keberadaan hotel tersebut tidak menjadi mudhorat bagi masyarakat , dan tidak menyediakan  sarana maksiat.

"Kita welcome saja, yang penting kehadiranya, bukan menambah pundi-pundi tempat maksiat yang sudah sangat menjamur di kota baturaja ini," tegasnya.

Tokoh Akademisi Islam M. As'ad, M.PdI mengucapkan alhamdulillah dengan bertambahnya hotel berbintang bertambah nilai tersendiri bagi Kota Baturaja. 

"Saya berharap managemen The Zuri Hotel tetap menjaga nilai-nilai agama dalam operasionalnya, terutama agama Islam," ujarnya.

Ketua KAMMI OKU Raya Ahmad Mubasyir, SP mengharapkan semoga dapat berkontribusi dalam memajukan perekonomian lokal dengan memprioritaskan rekrutmen pekerja dari masyarakat daerah OKU. 

"Juga berkewajiban untuk mendukung pemberdayaan masyarakat sekitar dengan program CSR berkelanjutan agar tidak terjadi ketimpangan kesejahteraan," harapnya.

Salah satu tokoh Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) OKU Azwar Aripin, M.Pd.I menyampaikan sebagai bagian dari masyarakat, semoga The Zuri Hotel mendatangkan kebermanfatan dan Kemaslahatan serta bisa menambah pendapatan daerah kabupaten OKU.

Anggota Bang Japar Komda OKU Persiapan, Fendi mengatakan silahkan saja The Zuri Hotel Baturaja beroperasi, sepanjang pasangan yang sah menginap disana. 

"Asal jangan pasangan tidak sah menginap disana sehingga jadi tempat aman untuk maksiat," ujarnya.

Tokoh Umat Islam bidang Pendidikan, Ustad Zulfadli, S.Pd.I menegaskan selagi hotel tersebut operasionalnya tidak terdapat praktek kemaksiatan, boleh-boleh saja. 

"Karena hotel itu kan tempat untuk menginap pada dasarnya. Asal dimanage  dengan niat yang baik. In sya Allah operasionalnya akan baik, tapi sebaliknya kalau niatnya dari awal tidak baik, maka yakin lah hasilnya tidak akan baik. Wallahua'lam bishowab. Hanya Allah yang tahu akan segala niaat seseorang.

Pesan saya, semoga hotel tersebut dikelola dengan konsep sesuai syar'i'at Islam agar lebih bermanfa'at dan penuh keberkahan," terang pengurus Ormas Islam Terkemuka ini.

Anggota Forum Ukhuwah Islamiyah (FUKIS) sekaligus tokoh Muhammadiyah OKU, Ustad Abdul Majid, S.Pd.I berharap semoga The Zuri Hotel bisa dimanfaatkan ke arah yang lebih baik.

"Jangan sampai ada celah-celah kemaksiatan disitu," harapnya.

Pengurus Laskar Umat Islam OKU, Ediyanto mengatakan tentu saja bangga atas kemajuan dunia perhotelan di Baturaja, tapi jangan sampai kemaksiatan ikut maju juga.

Anggota Srikandi Bang Japar Komda OKU Persiapan, Ngadinah, S.Pd mengucapkan selamat atas dibukanya secara resmi The Zuri Hotel, semoga bisa bermanfaat bagi kemajuan Baturaja.

"Namun saya meminta agar kebanggaan dan kepercayaan masyarakat Baturaja itu jangan sampai dicederai dengan penyalahgunaan fungsi penginapan demi mengejar Rupiah.

"Sebab kalau jadi tempat menginap pasangan bukan suami-istri, lalu mereka berbuat maksiat maka yang menanggung dosa atau azab Allah SWT bukan saja pengelola atau pemilik hotel, tetapi juga pemerintah serta termasuk juga masyarakat sekitar," tegasnya guru alumni UNSRI ini.

Hal yang sama juga disampaikan Ernizawati salah satu anggota Mujahidah OKU.

"Pada hakekatnya saya mengucapkan alhamdulillah dan bangga telah berdirinya hotel terbesar dan berbintang di OKU Raya. Saya berharap jangan sampai hotel tersebut nantinya disalahgunakan sebagai tempat maksiat sehingga menambah kemaksiatan yang ada di Baturaja. Kita khawatir azab dari Allah SWT nantinya yang akan menimpa kita. Lihatlah banyaknya teguran berupa bencana di negeri ini yang perlu kita ambil jadi pelajaran," harapnya.

Salah satu tokoh Muhammadiyah OKU Ustad Sugeng mengatakan hotel salah satu indikasi terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah, namun di sisi lain yang perlu menjadi perhatian adalah kontrol masyarakat terhadap aktivitas hotel untuk menjaga fungsi utama hotel yakni tempat singgah bagi orang yang tidak mendapatkan tempat singgah untuk istirahat.

"Jangan pula adanya hotel menambah maraknya kegiatan yang melanggar ketatasusilaan masyarakat seperti dijadikan tempat maksiat baik perzinahan maupun kemaksiatan yang lain. Maka peran masyarakat sangat penting untuk menjadi kontrol terhadap aktivitas perhotelan, hal ini disebabkan Baturaja masih terkegori kota kecil yang masih syarat dengan adat istiadat dan budaya lokal yang penuh kearifan," tegas pria yang sedang mengambil S2 ini.

Salah satu pengurus ICMI OKU Nazarudin Latief mengatakan kalau memang resmi izinnya ya sah aja.

"Yang jadi masalah kalau tidak sesuai dengan fungsinya," ujarnya singkat.

Penasehat Muslim OKU Bersatu (MOB) Ustad Sobri, S.Sos.I menegaskan kalau memang hotelnya bersih dan bukan tempat mesum, bagus-bagus sajalah.

"Tapi kalau ada praktek mesum perzinahan harus lah ditegaskan lagi untuk larangan hotel itu," tegas Ketua pengurus masjid ini.

Sementara itu diminta komentarnya oleh media ini Selasa malam (19/1) mengenai permintaan sejumlah tokoh ormas Islam itu, Heru Basuki selaku General Manager atau GM The Zuri Hotel Baturaja  memohon maaf dalam hal ia tidak bisa menjawabnya.

"Disini takutnya nanti ada kesalahpahaman dalam menyikapi. Terimakasih," jawabnya singkat.


(Duan)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.