Perubahan Iklim dan Antisipasi Bencana Di Indonesia


Baturaja,liputansumsel.com - "Perubahan Iklim dan Antisipasi Bencana di Indonesia" merupakan judul Virtual Class secara zoom meeting yang diikuti media ini pada Rabu siang menjelang sore kemarin (10/2).


Virtual Class itu sendiri diselenggarakan oleh Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) Jakarta bekerjasama dengan Pelindo.


Acara yang dipandu oleh Pengajar LPDS dan Wartawan Senior Maria D. Andriana ini mendatangkan dua orang nara sumber dari BNPB dan GMKG yaitu ; Dr. Raditya Jati, S.Si, M.Si selaku Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi BNPB dan Herizal, M.Si sebagai Deputi Bidang Klimatologi BMKG.


Dalam penjelasannya, Raditya Jati menguraikan bencana yang terjadi dikelompokkan menjadi tiga bagian yakni bencana alam, non alam dan sosial (UU No.24/2007). Dalam World Risk Report (2016), Indonesia dikategorikan negara dengan resiko bencana alam yang tinggi.

"Hal tersebut karena tingginya tingkat keterpaparan (exposure) dan kerentanan (vulnerability) terhadap bencana. Oleh karena itu, semakin penting bagi Indonesia untuk melakukan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi terhadap resiko bencana dan perubahan iklim," urainya.


Lebih lanjut Raditya Jati menyampaikan perlu adanya mengelola risiko bencana. Adanya pengawasan, kesiapan, tanggapan, pemulihan dan perencanaan.

"Oleh sebab itu perlu dibentuk Desa tangguh bencana untuk daerah-daerah yang rawan bencana sebagai pemberdayaan Lembaga Usaha. Selain itu juga, Pemberdayaan Media Massa sangat diperlukan sebagai literasi bencana atau pemberian informasi yang tepat dan akurat mengenai potensi dan terjadinya bencana. Ditambah juga pemberdayaan Pakar Kebencanaan (Akademisi) dan Relawan PB," terangnya.


Dari BMKG, Herizal, M.Si menjabarkan perubahan iklim yang sedang terjadi di Indonesia, salah satunya La Nina. Disamping itu juga adanya perubahan musim yang sering terjadi secara mendadak, terutama adanya musim penghujan yang tinggi.

"Indonesia di awal tahun ini sedang mengalami musim penghujan dengan intensitas curah hujannya yang cukup tinggi sehingga menyebabkan terjadinya banjir di beberapa daerah di Indonesia. Sebagai informasi, dalam lima tahun terakhir ini Indonesia telah mengalami hujan ekstrim," lanjutnya.


Herizal, M.Si menambahkan dalam mitigasi bencana, kami selalu diminta kerjasama berupa pemberian informasi Up Date Peringatan Dini Cuaca oleh pihak BNPB maupun BPBD," jabarnya.


Herizal, M.Si menambahkan pihak BMKG juga selalu memberikan informasi Up Date Peringatan Dini Cuaca kepada para nelayan dan petani di Indonesia sehingga mereka bisa memperhitungkan atau mempersiapkan hal apa saja yang harus dilakukan selanjutnya. 


(Duan)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.