Wako Prabumulih Meninjau Ruang Perawatan Covid-19 di Ruang Jamsoskes Kelas III,

Peninjauan sendiri, kata Wako memastikan situasi kondisi Covid-19, juga kebenaran terkait simpang siur soal pendirian tenda di depan RSUD. Dan, tren naik pasien perawatan Covid-19 khususnya di RSUD.

Terkait Covid-19, Wako, Ir H Ridho Yahya MM mengatakan, agar warga Prabumulih tidak panik dan tetap waspada di tengah pandemi Covid-19 ini.

“Covid-19 memang masih pandemi, tetap kita tidak boleh panik. Kuncinya, tetap Protokol Kesehatan (Protkes) agar tidak terpapar,” ujar Ridho, sapaan akrabnya.

Suami Ir Hj Suryanti Ngesti Rahayu ini, mengakui adanya kenaikan jumlah perawatan pasien Covid-19 di RSUD. Tetapi, belum terlalu signifikan. “Saya cek dan tinjau langsung ke RSUD, memang ada pasien positif Covid-19 di ruang perawatan dan isolasi. Tetapi, jumlahnya belum signifikan,” terang ayah tiga anak ini.

Lanjutnya, ada beberapa koreksi hasil tinjauan. Khususnya, masalah rumput harus dibersihkan. Lalu, ada lampu yang masih mati. “Juga, AC-nya ada mati. Harapan kita, temuan kita itu harus segera direspon dan ditindaklanjuti. Kamis nanti, saya akan cek kondisinya,” jelas Politisi Partai Golongan Karya (Golkar).

Terpisah, Direktur RSUD, dr Hj Hesti Widyaningsih MKes menerangkan, sekarang ini ada 30 pasien positif Covid-19 dirawat di RSUD. Sebanyak 16 orang dirawat di ruang VVIP, dan 14 orang di Ruang Kelas III Jamsoskes.

“BOR kita awal hanya 39 bed, kita tambah 12 bed hingga total BOR RSUD sekarang ini menjadi 51 bed. Jumlah BOR ini, bisa kita tambah lagi. Tergantung, jumlah kasus positif Covid-19 dirawat di RSUD,” ujar Hesti, sapaan akrabnya.

Yang jelas aku Hesti, 1 ruang untuk perawat dan 3 ruangan di Ruangan Kelas III Jamsoskes bisa dioptimalkan untuk perawatan kasus Covid-19. “VVIP mampu menampung 17 pasien, dan Ruang Kelas III Jamsostek kapasitasnya 48 pasien. Intinya, jika ada ledakan kasus perawatan Covid-19. RSUD sudah siap, menghadapinya,” bebernya.

Jika masih kekurangan, aku Hesti, nantinya bisa gunakan juga asrama untuk ruangan perawatan kasus positif Covid-19 di RSUD. “Yang jelas, kita optimalkan seluruhnya untuk penanganan Covid-19. Jika nantinya, terjadi ledakan kasus. Intinya RSUD, sudah siap melayani. Sementara ini, ada sekitar 30 tenaga medis. Baik, dokter, perawat, dan lainnya. Tergabung dalam tim penanganan Covid-19,” akunya.

Ditegaskannya, pendirian tenda di depan IGD di Halaman RSUD. Guna IGD khusus penanganan pasien Covid-19. “Semua pasien masuk ruang isolasi atau perawatan Covid-19, sudah diskrining. Tenda IGD Khusus itu, khusus penanganan pasien Covid-19. Sehingga, ada pemisahan penanganan kasus Covid-19 dan umum,” tandasnya.

Mengantisipasi BOR penuh di RSUD, kata perempuan berjilbab ini sangat selektif dalam menentukan pasien rawat inap atau isolasi mandiri. “Hanya pasien bergejala saja dirawat inap, sedang pasien OTG Isolasi Mandiri dipantau petugas medis. Khususnya, dari RSUD dibawah naungan Dinkes,” tukas Mantan Sekretaris Dinas Kesehatan (Sekdinkes).

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.