Video oknum ASN Satpol PP Dan Damkar OKI Viral, Inspektorat OKI Acuh Tak Peduli


OKI Liputansumsel.com - Viralnya video asusila yang di lakukan oknum ASN Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) dan Pemadam Kebakaran OKI menarik simpati publik, sebagai besar penasaran dengan keputusan dan sanksi tegas yang diambil oleh pemerintah. Alih-alih menjatuhkan sanksi, Inspektorat OKI memilih acuh dan tak peduli. 

Sampai dengan berita ini diterbitkan, Inspektorat OKI masih enggan memberikan tanggapan ataupun pernyataan sikap terkait video asusila salah seorang ASN di unit kerja Satpol PP OKI tersebut. 

Video dengan adegan erotis milik SM sudah cukup sebagai bukti untuk memberikan hukuman bagi pelaku. Namun, pihak insepktorat masih main aman, bahkan memberi batas dengan awak media yang berusaha memberikan informasi terkait kasus video asusila tersebut.

Masyarakat berharap penuh kepada Inspektorat OKI sebagai Lembaga Pengawasan dan Pembinaan agar kiranya dapat bertindak tegas dalam memberikan Rekomendasi Sanksi. 

Ketegasan pemerintah akan menyelamatkan harga diri Kabupaten Ogan Komering Ilir sekaligus memberikan efek jera bagi pelaku video asusila tersebut. Harapannya, hal seperti ini tidak terulang lagi. 

Inspektorat OKI sebagai instansi yang  diamanahkan untuk dapat mengawasi dan membina aparatur sipil negara di kabupaten Bende seguguk ini seolah menjadi tameng bagi pelaku-pelaku serupa. 

Sarmedi Udan Alias Pak Boy Selaku ketua LSM Front Masyarakat Bersatu SumSel  (FMSB) pun angkat bicara dan mengatakan" Inspektorat Jnganlah seperti itu, awak media janganlah di hindari, sebab awak media itu selaku agen Kontrol Sosial juga matanya masyarakat.Hadapi dengan penuh rasa tanggung jawab, jangan berlindung dengan alasan yang tidak masuk akal". 

Boy menyampaikan bahwa Inspektorat OKI harus terbuka dan transparan dalam hal merekomendasikan sanksi penegakkan dan pembinaan apartaur sipil pemkab OKI. Ketegasan adalah kunci membasmi praktik-praktik busuk di OKI.

"Sudahi kasus-kasus negatif di OKI dengan keberanian dan penuh ketegasan. Jika tidak, hal seperti akan terus menjadi tradisi. Jangan sampai hal ini terjadi", "tutup Pak Boy (begitu sapaan akrabnya). (PD)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.