MY : Bicara Tanpa Data, Hanya Akan Ditertawai Orang

Palembang.--liputansumsel.com--
Mawardi Yahya atau yang akrab dipanggil MY salah satu calon wakil Gubernur yang berpasangan dengan Herman Deru HD menanggapi tuduhan yang menyebutnya bicara soal kemiskinan dan indeks pembangunan manusia (IPM) Sumsel ataupun Muba tanpa data.

Mawardi mengatakan, orang yang menuduh begitu mungkin tidak punya smart phone atau tidak punya paket internet sehingga tidak mampu googling. Semua data sekarang ini bisa upload atau unduh di internet.

Mawardi menambahkan, era sekarang bicara tanpa data cuma akan ditertawai orang. Justru jika ada pemerintah yang mendesak BPS untuk menyembunyikan data malah harus dilaporkan. Tidak zamannya lagi sembunyikan data.

Di era keterbukaan seperti ini bahkan warga negara bisa melaporkan pemerintah yang menolak memberikan informasi publik.

Mawardi menjelaskan soal kemiskinan. Data terakhir tahun 2017 ini, di Sumsel, jelas sekali masih tinggi kemiskinan itu, lebih tinggi dari kemiskinan nasional. Sumsel 13,10 persen sementara kemiskinan nasional 10,12 persen.

Kabupaten Muba lebih parah, tingkat kemiskinannya 16,75 persen, jauh di atas kemiskinan Sumsel apalagi nasional.

“Itu data kan. Ceklah sendiri, itu data BPS. IPM juga sama saja, tahun 2016 IPM Muba sebesar 66,45 persen berada dibawah IPM provinsi Sumsel 68,24 persen. Sayangnya baik Muba maupun Sumsel berada dibawah IPM Nasional yang mencapai 70,18 persen. Lebih parahnya lagi selama lima tahun terakhir, tidak pernah sekalipun IPM Sumsel lebih tinggi dari IPM nasional, ini memalukan,” ujarnya.

Kemiskinan di Sumatera Selatan pada tahun 2017 sebagaimana pernah dijelaskan oleh Kepala Bappeda Sumsel Ekowati Retnaningsih, terdapat tiga daerah termiskin yakni Kabupaten Musi Rawas Utara mencapai 19,49 persen. Berikutnya Kabupaten Lahat dengan persentase kemiskinan sebesar 16,81 persen dan posisi ketiga Kabupaten Musi Banyuasin dengan persentase mencapai 16,75 persen.

Sementara penduduk miskin terendah yakni Kota Pagaralam mencapai 8,89 persen disusul Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan sebesar 10,98 persen, dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur terendah ketiga dengan persentasi mencapai 11,00 persen.


Sementara itu, Noversa dari tim HDMY mengajak semua pihak untuk santai menghadapi kritik. Tidak perlu emosi dan bawa-bawa rakyat. Rakyat justru akan marah kalau pemerintah gagal mengentaskan kemiskinan.

“Saya kira kita harus dingin menanggapi adu konsep para calon. Era sudah berubah, data bisa diakses dari handphone, jadi bekerja saja. Lihat Presiden Jokowi, Beliau bekerja, terasa oleh rakyat. Kemiskinan turun, lebih miskin Sumsel dari Indonesia, begitu kan kalau lihat data. Ini yang akan diperbaiki oleh HDMY,” ujar Noversa.(rul)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.