Kepemimpinan Kuryana-Johan OKU Meraih Piala Adipura

-   Setelah 9 Kali Pergantian Bupati
-   Sejak Digulirnya Piala Adipura 1986
OKU.--Liputan Sumsel.com,-Sejarah mencatat sejak sembilan kali pergantian nama pejabat Bupati dan Wakil Bupati Ogan Komering Ulu (OKU), baru pada Kepemimpinan  Drs H. Kuryana Aziz - Drs. Johan Anuar SH MH, kabupaten yang berjulukkan Bumi Sebimbing Sekundang ini  dapat meraih piala Adipura.

    Intip punya intip ternyata kesuksesan itu diraih bukan didapat hanya dengan berpangku tangan melainkan dengan  kerja keras, yang dimotori oleh Bupati OKU, Drs H. Kuryana Aziz, sejak ia dilantik bersama wakilnya, Drs Johan Anuar SH MH oleh  Gubernur Sumsel, Ir. H Alex Noerdin pada Rabu (17/2) tahun 2016 lalu, Kuryana langsung menggalakkan program Jum’at bersih dengan melibatkan para pejabat di lingkungannya dan melibatkan masyarakat secara luas.  “Sejak tahun pertama dilantik, langsung menghidupkan program Jum’at bersih bersama pegawai dan masyarakat OKU,” jelas Kuryana.
   
 Tahap demi tahap, pemerintah OKU bekerja dengan sungguh-sungguh. Dan yang ditanamkan kepada masyarakat bahwa kebersihan dan menjaganya adalah dua hal yang harus digalakkan demi mewujudkan masyarakat OKU yang bersih, hijau dan lestari. “Meski awalnya sangat berat memecut semangat gotong-royong  dan bersama menggalakkan budaya lingkungan bersih itu, akhirnya dapat dilalui semua,” cetus Kuryana berkisah.
    Alhamdulillah, berkat usaha dan kerja, kerja dan kerja itu, semua kategori penilaian untuk mendapatkan piala adipura dapat diraih oleh Kabupaten OKU.  “Baturaja menjadi Kota Terbersih tentu berkat jerih payah kita semua. Atas nama pribadi dan Pemkab OKU di ucapkan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang sudah berpartisipasi menciptakan dan menjaga kebersihan lingkungan,”kata Kuryana bangga.
    
Keberhasilan meraih piala adipura perdana ini sudah barang tentu menjadi eporia dan  kegembiraan bagi pemerintah dan seluruh masyarakat OKU, hingga sebagai wujud rasa syukur atas penghargaan bergengsi di bidang lingkungan tersebut, maka masyarakat Kabupaten OKU akan menyambutnya  dengan mengarak piala tersebut keliling Kota Baturaja.
Sebelumnya, Bupati OKU Drs. H. Kuryana Azis menerima langsung piala adipua  oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di saksikan oleh Presiden Joko Widodo,  di dampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya,  pada puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup di plaza Ir. Soekarno Soerjo Jakarta (2/8) tahun 2017. 
Tentunya prosesi penyambutan piala adipura pertama  yang dibawah oleh Bupati OKU Drs H Kuryana Azis dan rombongan ini diarak keliling Kota sangat meriah pada  Kamis (3/8) 2017. Mulai  dari Kecamatan Lubuk Batang pukul 09.00 pagi menuju ke Kota Baturaja, yang disambut oleh Wakil Bupati OKU Drs Johan Anuar SH MM bersama unsur muspida dan tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan masyarakat OKU. Setelah diarak ke liling Kota Baturaja dan finis di rumah Kabupaten OKU.  
    
Sebagaimana diketahui, program Adipura telah dilaksanakan setiap tahun sejak 1986, kemudian terhenti pada tahun 1998. Dalam lima tahun pertama, program Adipura difokuskan untuk mendorong kota-kota di Indonesia menjadi "Kota Bersih dan Teduh". Program Adipura kembali dicanangkan di DenpasarBali pada tanggal 5 Juni 2002, dan berlanjut hingga sekarang.   
    
Sebagaimana disampaikan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di tahun 2016 silam, guna meningkatkan transparansi dan akuntabilitas Anugerah Adipura, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mereformulasi penghargaan Adipura dengan strategi Rebranding Adipura.
Diantara  proses penilaian yang harus dilalui oleh para bupati/walikota nominator penerima Adipura adalah presentasi dan wawancara di depan Dewan Pertimbangan Adipura, praktisi pengelolaan sampah dan bidang pemasaran, pejabat KLHK, akademisi perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, serta rekan-rekan media massa.
Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar menyampaikan, dalam penerapan Program Adipura perlu dilakukan terobosan-terobosan baru yang mengarah pada peningkatan dampak positif dari program Adipura itu sendiri. Hal ini sesuai dengan arahan Wakil Presiden, Jusuf Kalla pada saat penyerahan penghargaan Adipura di Siak pada 22 Juli 2016, yang menyampaikan agar adanya aturan dan kriteria yang lebih ketat dalam pelaksanaan program Adipura ke depan.
Oleh sebab itu, KLHK sedang melakukan Rebranding Strategy Adipura. Sebagai dasar hukum pelaksanaan program Adipura disusun Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.53/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/ 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura. Dalam Permen LHK ini, program Adipura diharapkan mampu mendorong penyelesaian berbagai isu lingkungan hidup yaitu Pengelolaan Sampah dan Ruang Terbuka Hijau, Pemanfaatan Ekonomi dari Pengelolaan Sampah dan RTH, Pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian Pencemaran Udara, Pengendalian Dampak Perubahan Iklim, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Akibat Pertambangan, Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, serta Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang baik.
Melalui rebranding Adipura, lanjut Siti Nurbaya, adalah upaya untuk melakukan sistematika ulang Penghargaan Adipura agar mudah dipahami oleh masyarakat. Terlebih isu lingkungan semakin kompleks sehingga harus diiringi dengan peningkatan tata pemerintahan yang berorientasi pada lingkungan. Melalui penyusunan sistematika ulang, dengan fokus tertentu, misalnya orientasi sosial dan pemberdayaan masyarakat untuk Adipura Buana dan Adipura Kirana yang bersifat visualisasi.
“Program Adipura harus mampu mendorong terwujudnya kota-kota di Indonesia yang tidak hanya bersih, hijau, dan sehat, namun juga berkelanjutan dalam mewujudkan kota-kota yang layak huni (livable city). Kota-kota yang berkelanjutan harus mampu mengintegrasikan aspek pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan juga pembangunan lingkungan dengan turut mendorong partisipasi aktif masyarakatnya,” tegasnya.
Sesungguhnya reformulasi didasari pada perkembangan praktik kepemimpinan, interaksi sosial dan bukti-bukti lapangan. Dengan bimbingan Dewan Pertimbangan Adipura khususnya Bapak Hermawan Kertajaya yang mempunyai ahli marketing tingkat internasional, Penghargaan Adipura diformulasikan menjadi Adipura Buana, Adipura Kirana, Adipura Paripurna dan Adipura Bhakti.
Pada kurun waktu satu tahun tersebut, pemerintah kota diharapkan menjaga kondisi kota yang bersih, teduh, sehat dan berkelanjutan. “Kami tidak ingin satu kota bersih hanya pada saat dipantau oleh tim saja, seperti yang terjadi pada kota yang dilaporkan kondisinya kotor oleh masyarakat setelah menerima penghargaan Adipura. Untuk hal ini kami sangat serius memperhatikannya  dan Dewan Pertimbangan Adipura juga sangat memberikan perhatian penuh terhadap informasi dari masyarakat,” imbaunya.
Sementara itu, untuk penerimaan piala adipura yang diraih pertama kali Kabupaten OKU, dibawah kepemimpinan Kuryana-Johan itu merupakan pergantian kepemimpinan  yang kesembilan kalinya sejak tahun 1986 di mulai dari Bupati  HM Saleh Hasan SH (1979-1989), Drs H. Mulkan Aziman (1989-1994), Amiruddin Ibrahim (1994-1999), H Rosihan Arsyad, (1999-2000) Ir. Syahrial Oesman MM (2000-2002, Eddy Yusuf SH MM (2002-2008), Drs. H Yulius Nawawi (2008-2015, dan pada titik kepemimpinan kesembilan, Kuryana-Johan piala adipura dapat diraih. (tim/adv)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.