Warga Mengubah Cara Panen Dengan Memanen Biji Yang Sudah Matang Sempurna

PAGARALAM,Liputansumsel.com - Musim panen kopi merupakan masa yang dinanti nanti para petani kopi. Namun bagi sebagian petani, memanen kopi dapat dilakukan secara menyeluruh asal dalam satu gugus kopi sudah ada yang matang, jadi petani menganggap semua buah sudah siap panen, meski masih berwarna hijau kekuningan, kemarin.

Peningkatan mutu kopi mesti dilakukan, Wanto salah satu petani kopi di Dusun Pagardin Kelurahan Pagar Wangi Kecamatan Dempo Utara Kota Pagaralam ikut berpartisipasi dalam meningkatkan mutu. Dia memilih memanen kopi menunggu buah kopi banyak yang matang, karena untuk mengurangi petik mentah.
"Biasanya petani terburu dalam panen kopi, karena ingin cepat selesai panen. Bagi petani disini, musim panen kopi harus cepat selesai, agar mereka bisa bekerja sebagai petani sayuran. Saya lebih memilih menunggu, sampai buah kopi kebanyakan matang, agar yang saya petik mayoritas matang," kata dia.

Wanto ingin agar meningkatkan mutu dan kualitas biji kopi dimulai dari para petani itu sendiri. Dirinya ingin ikut berkontribusi dalam upaya perbaikan mutu yang telah dirintis para penggiat kopi di kota ini.
"Menunggu bagi saya tak masalah, kita bisa mengerjakan pekerjaan lainnya sebelum buah mayoritas matang. Saya yakin, kopi Pagaralam akan menjadi lebih baik lagi dengan langkah petik matang, saya mendukung sekali," ungkapnya.

Sementara itu, Roy seorang Barista di Cafee 16:20 Kota Pagaralam menuturkan, bahwa pihaknya memang telah memberikan edukasi akan keuntungan petik matang bagi petani kopi.
"Petik matang dapat mengubah kualitas kopi. Kopi yang petik matang, maka cita rasanya akan berbeda dengan petik campur, matang dan mentah. Sebab, rasa kopi dipengaruhi dari masa panen yang baik dan tepat," tutur dia.

Lanjut Roy, pihaknya sendiri telah memulai dengan mrlakukan petik matang. Pihaknya ingin agar petani dapat mencontoh bahwa petik matang memang solusi bagi kualitas kopi.
"Sekarang kan Pagaralam sudah banyak cafee yang pastinya memerlukan biji kopi petik matang. Jelas, harganya berbeda dengan petik asal, pasti lebih mahal. Namun ini akan menjadi bertahap, dimana semua petani dapat menerapkannya," imbuh pria berambut ikal itu.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.