Erwan Saputra, SH : Kaum Milenial Harapkan Pemimpin Yang Adil dan Merata untuk Seluruh Lapisan Masyarakat di Indonesia



Palembang, Liputan Sumsel.Com--Non Goverment Organization (NGO) maupun Iembaga suvei Pemerintah  telah banyak membuat rumusan dan kajian mengenai apa saja yang dapat menarik minat dan perhatian milenial sehingga bisa memberikan dan menawarkan sesuatu yang dapat diterima oleh jalan pikiran generasi milenial Dalam "OId Society, News Youths:  An Overview of Youth and Popular Participation in Post-Reformasi Indonesia" (PDF). Jonatahna Chen dan Emirza Adi Syailendra  mencatat behwa telah ada deskripsi yang secara utuh dapat menggambarkan karakteristik kelompok milenial Jalan dan cara berpikir Milenial tidak dapat digeneralisasi atau diterjemahkan secara mutlak.

Penulis yang juga merupakan generasi Milenial aktif, saat ini sebagai Ketua Bidang Organisasi DPD IMM Sumsel telah mengumpulkan fakta terkait dengan kecenderungan perilaku, dan  ha-haI yang menjadi ketertarikan serta progam dan kebijakan yang diinginkan oleh generasi Milenial sala satunya Milenial menginginkan adanya pemimpin yang dapat menterjemahkan pikiran masyarakat terkhusus kaum milenial dalam bentuk kebijakan yang adil dan merata terhadap seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Pada saat ini hal yang paling menjadi problematika kaum milenial bukan masalah lapangan pekerjaan . Karena sudah banyak lapangan pekerjaan yang tersedia saat ini dengan berkembangnya teknologi banyak hal yang dapat dijadikan pekerjaan. Tidak mesti harus menjadi pegawai pada perusahaan ataupun instansi pemerintahan.

Zaman dulu atau kaum sebelum milenial memandang sebuah pekerjaan adalah jika dapat bekerja di perusahaan atau menjadi pegawai pada instansi pemerintahan. Namun sekarang berbalik dengan pandangan generasi milenial tidak terlalu menjadikan hal tersebut sebagai tujuan utama.

Anak muda sekarang cenderung senang disebut sebagai start up daripada sebagai pegawa, tidak fleksibelitasnya dunia kerja saat ini menjadi alasan para milenial tidak terlalu suka menjadi seorang pegawai.

Para milenial kebanyakan menginginkan terobosan baru dalam dunia kerja yang tidak kaku dan terpaku pada jam kerja, kecuali dalam bidang bidang  tertentu seperti pekekerjaan yang beraifat pelayanan produktivitas kerja bukan ditentukan dari durasi waktu bekerja seharian penuh. Namun ditentukan berdasarkan kenyamanan cara bekerja sesuai dengan karakter milenial tipikal milenial jika bekerja tidak senang dengan aturan kerja yang kaku mulai dari waktu, kondisi yang formal dan pressure karena hal tersebut bertentangan dengan karakter milenial yang individual atau kurang bisa menerima tekanan adalah sebuah fakta bahwa rata rata kaum milenial lebih suka bangun siang dan bekerja sampai larut malam.

Artinya kaum milenial milenial dalam melakukan sebuah pekerjaan tidak mengenal batasan waktu namun tetap mengutamakan produktivitas kerja milenial memandang sebuah pekerjaan adalah sebagai misi, apakah nantinya pekerjaan tersebut dapat menghantarkannya pada titik tertentu berdasarkan apa yang diinginkan misalnya dikenal, diakui atau mendapatkan penghargaan tertentu untuk terus berksplorasi memang terdapat perbedaan mental jika dibandingkan dengan generasi sebelum milenial yang lebig cenderung sattle atau memilih tetap bertahan meskipun dalam pressure yang tinggi sekalipun, berbeda dengan milenial karena cara berpikirnya didasari dengan individualis serta culture technology yang mempengaruhi pola pikir milenial saat ini.

Peran calon pemimpin saat ini sedang berkontestasi dalam pemilu diharapkan dapat memberikan terobosan serta pembaruan dalam pola dan sistem dunia kerja saat ini untuk meningkatkan produktivitas kerja kaum milenial sesuai dengan tuntutan budaya milenial daripada menawarkan sebuah janji akan diberikan atau diciptakan lapangan pekerjaan, lebih baik diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensinya dengan di fasilitasi dan diberikan jalur untuk berkembang secara otomatis lapangan pekerjaan akan tercipta dengan sendirinya jika para Start Up Milenial benar-benar diperhatikan oleh pemerintah dan para calon yang akan memimpin nantinya di era serba digital seperti sekarang banyak bermunculan profesi dan peluang kerja baru yang mungkin tidak pernah ada 5 atau 10 tahun sebelumnya dan semua pelaku profesi tersebut merupakan generasi Milenial seperti trand Vlogger, YouTubers, Gamers, dan lainya bahakn dengan memposting sebuah fhoto di Instagram bisa mendapatkan keuntungan materi dengan adanya akselerasi dalam dunia digital tersebut harus diperhatikan oleh kaum generasi milenial Baby Boomers yang mayoritas sekarang adalah stakeholder di Indonesia supaya memahami perkembangan tersebut dan memberikan terobosan agar dapat memperdayakan generasi milenial sebagai alat perubahan untuk menciptakan produktivitas SDM Indonesia kedepanya serta memberi stimulus kepada generasi milenial agar dapat mengembangkan potensi membuka lapangan pekerjaan sendiri bukan mencari pekerjaan.

Pemilu serentak 2019 menjadi sejarah pertama di Indonesia. Dalam ajang politik yang melibatkan seluruh elemen masyarakat sebagai objek politik, para peserta pemilu berlomba-lomba mendapatkan dukungan pada pemilu 17 April 2019 dari berbagai elemen masyarakat. Ada satu generasi yang menjadi pusat perhatian para pelaku politik praktis. Berbagai cara dilakukan untuk mengambil simpati dari generasi milenial. Mulai dari menawarkan program visi dan misi menciptakan lapangan kerja untuk menggaet perhatian para generasi milenial.

Milenial merupakan generasi yang mayoritas melek teknologi dan sangat akrab dengan medsos daripada generasi lainnya.(a**)

Penulis Artikel
Nama : Erwan Saputra,SH
Ketua Bidang Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah(IMM) Sumsel.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.