Studi Tiru Dianggap Pemborosan Anggaran



Indralaya.lipitansumsel.com--Keberangkatan ratusan Kepala Desa dikabupaten Ogan Ilir (OI) jilid II kembali menjadi perhatian publik. Keberangkatan 113 Kades kedesa Cibodas kota Bandung yang berkedok study tiru ini dianggap hanya menghambur-hamburkan dana desa yang mestinya digunakan sebesar-besarnya bagi kemaslahatan masyarakat desa.


Diketahui, Kabupaten Ogan Ilir terdapat 227 desa yang tersebar di 16 kecamatan. Kesemuanya mengirim perwakilan dan juga didampingi camat masing – masing. Adapun keberangkatan kegiatan studi tiru ini terbagi dalam dua gelombang, yang pertama pada Jumat (16/7) lalu dan gelombang kedua pada Jumat (26/7) kemarin.


Menurut salah satu Kades yang dirahasiakan namanya mengaku, keberangkatan Studi tiru ini menggunakan Dana Desa yang baru dicairkan sebesar 40 persen oleh Dinas PMD OI. "Ya memang menggunakan dana desa yang diambil dari perjalanan dinas. Ini baru pencairan tahap ke II sebesar 40 persen," akunya.


Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten OI, Trisnofilhaq, dibincangi awak media di sela pelepasan keberangkatan kepala desa gelombang ke-2, Jumat (26/7) mengatakan,  alasan dipilihnya Desa Cibodas sebagai tujuan studi tiru karena desa tersebut pernah mendapatkan gelar terbaik tingkat nasional dalam pengelolaan BUMDes.


“Desa Cibodas merupakan salah satu binaan Kementerian Pedesaan RI yang meraih desa terbaik dalam bidang pengelolaan Bumdes, dan juga desa tersebut pernah mendapatkan penghargaan lomba desa tingkat nasional pada tahun 2017,” ujarnya.


Trisnofilhaq berharap, seluruh peserta dapat mengambil pelajaran dari tata kelola dan managemen keuangan Desa Cibodas, sehingga kedepannya nanti BUMDes desa mereka bisa memberikan pemasukan bagi desa dan dapat memberikan kesejahteraan. “Baik pengurus, perangkat dan masyarakat di desa tersebut,” tukasnya.


Menanggapi hal ini salah satu warga dikecamatan Indralaya, Andi menyayangkan Studi Tiru yang dianggap hanya penghamburan dana desa saja. Menurutnya masih banyak jalan-jalan didesa yang rusak yang lebih bermanfaat menggunakan dana desa. Keberangkatan para kades ini dipertanyakan sejauh mana azas manfaat bagi desa.


"Apalagi keberangkatannya didaerah yang tidak sama dengan geografis diogan ilir. Menurut saya ini hanya penghamburan dana desa saja untuk kepentingan pribadi. Kita mempertanyakan, jangan-jangan dana yang harusnya dibangunkan kedesa tapi dipakai untuk jalan-jalan," tegasnya.


Dirinya juga meminta kepada Aparat penegak hukum untuk memantau penggunaan dana desa diogan ilir, jangan sampai dana desa yang mencapai milyaran rupiah dikorupsi dan digunakan untuk kepentingan pribadi. "Kejari dan Polres OI harus sigap dalam memantau penggunaan dana desa diogan ilir. Saya menduga banyak penyelewengan dana desa yang dilakukan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," jelasnya.(rul)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.