Nonton Jejak Khilafah Di Nusantara (JKDN)

 

Netizen Baturaja Juga Alami Gangguan

Baturaja - liputansumsel.com--Film berjudul "Jejak Khilafah Di Nusantara (JKDN) yang ramai dibicarakan di medsos tayang secara premiere atau perdana di Indonesia pada Kamis pagi kemarin (20/8) dimana bertepatan dengan Tahun baru Islam 1 Muharam 1442 Hijriyah.  Namun disayangkan, berdasarkan pantauan media ini film yang telah menjadi trending topic sampai memunculkan tagar #JejakKhilafahdiNusantara dan #DakwahSyariahKhilafah ini penayangannya mengalami keterlambatan dan berjalan-jalan tersendat-sendat sehingga tayang hanya sekitar 40 menit akibat adanya sabotase dan larangan yang diduga dari pihak pemerintah. 

Film premier JKDN ini diinisiasi oleh sejarawan bernama Nicko Pandawa bersama Komunitas Literasi Islam JKDN akhirnya ditayangkan secara live di Khilafah Channel YouTube seyogyanya tayang pukul 09.00 WIB, namun mengalami keterlambatan akibat adanya gangguan sehingga mulai tayang satu jam kemudian. 

Film "Jejak Khilafah Di Nusantara" bercerita tentang hubungan kerajaan di nusantara yang berkaitan dengan Khilafah Islamiyah, terutama pada masa Khalifah Utsman bin Affan, Abbasiyah, Mamuluk dan kekhilafahan Turki Utsmani atau Ottoman.

Film ini disajikan dalam bentuk dokumenter dan diangkat dari data-data otentik yang tercantum di dalam skripsi milik sejarawan Nicko Pandawa.

Tidak ketinggalan juga netizen di Baturaja ikut turut serta menyaksikan film JKDN ini. 

Dina salah satu netizen Baturaja yang ikut menonton film JKDN mengatakan film itu telah membuka wawasannya yang baru tentang penyebaran agama Islam di nusantara serta hubungan antara kerajaan-kerajaan di nusantara khususnya kerajaan Islam dengan kekhilafahan yang ada di Timur Tengah.

"Ternyata Islam bukan hanya datang melalui bisnis atau pedagang seperti cerita sejarah selama ini, tapi juga adanya hubungan diplomatik melalu utusan Khilafah bahkan dengan Sriwijaya. Hal ini jelas sekali dari ulasan sejarah di dalam film ini. Tentu saja ulasan ini sungguh memberikan wawasan baru bagi saya terutama untuk mengajar pelajaran sejarah di sekolah nantinya.

Bagi saya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari film JKDN ini. Apalagi sampai terlalu berlebihan dengan memblokirnya. Lagian juga netizen sekarang sudah pada cerdas semua dan bisa menganalisa sendiri. Menurut analisa saya, khilafah dalam film dokumenter itu tidak lebih dari ikatan persemakmuran kerajaan-kerajaan Islam di dunia, termasuk di Indonesia. Dimana kerajaan Islam terbesar dan terkuat yang ada di Timur Tengah mengayomi dan melindungi kerajaan Islam lainnya di dunia berlandaskan adanya ikatan aqidah Islam dan Ukhuwah Islamiyah. Pada hakekatnya masing-masing kerajaan masih berdaulat dan bebas mengatur dalam negerinya sendiri," ungkap guru sejarah salah satu sekolah swasta ini.

Dina menambahkan film dokumenter JKDN seingatnya hampir mirip dengan film dokumenter yang pernah di buat TVRI sewaktu ia masih SD dulu di zaman rezim Suharto, namun ulasannya agak berbeda sedikit. "Sekali lagi film ini hanyalah ulasan sejarah penyebaran dan perkembangan Islam di Nusantara. Termasuk melawan penjajah Portugis. In syaa Allah kalau ada episode keduanya tentang melawan penjajah Belanda saya akan nonton lagi," ujarnya.

Namun netizen Baturaja lainnya tidak seberuntung Dina yang bisa menyaksikan film Premier JKDN meski hanya sekitar 40 menit. Beberapa netizen lainnya kehilangan linknya. Salah satunya Ahmad Mubasyir yang mengaku kehilangan link untuk menonton film premiere JKDN. "Sudah saya cari tapi masih tidak ketemu juga," ungkapnya. (Dn)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.