Hampir Tutup Tahun,Proyek penangan Eceng Gondok Sungai Komering Sampai sekarang Belum Di mulai

 


OKI, liputansumsel.com - Pembangunan konstruksi penanganan eceng gondok Sungai Komering di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) hingga kini belum dimulai. Hingga pekan pertama November ini, proyek yang di instruksikan Bupati OKI H Iskandar SE untuk mengatasi persoalan sampah eceng gondok yang mengotori aliran Sungai Komering belum ada perkembangan.


Proyek konstruksi penanganan eceng gondok Sungai Komering merupakan proyek yang diupayakan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang OKI guna mengantisipasi timbunan eceng gondok yang kerap memenuhi perairan Sungai Komering. Timbunan eceng gondok dan rumput di Sungai Komering tersebut sempat membuat putus sebuah jembatan pada akhir maret lalu. 


“Eceng gondok dan rumput yang dialirkan ke Sungai Komering ini sangat mengganggu dan merugikan apa lagi saat debit air sungai naik akibat curah hujan tinggi. Kita sedang mengupayakan antisipasinya dengan membangun kontruksi penahan di Kelurahan Jua-Jua tahun ini juga,” ungkap Kepala Dinas PUPR OKI kala itu, Ir. H. Hafidz, MM, Kamis (25/3).


Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang OKI berencana membangun tiang pancang yang rencananya dipasang di bantaran sungai komering tepatnya di ujung Kelurahan Jua-Jua dan ujung Kelurahan Kedaton.


"Ya, kita akan segera membangun tiang pancang yang rencananya dipasang di bantaran sungai komering tepatnya di ujung Kelurahan Jua-Jua dan ujung Kelurahan Kedaton guna menghalau datangnya eceng gondok kedepannya," kata Kepala Seksi Pemanfaatan Sungai, Rawa dan Pantai Bidang Pengairan Dinas PUPR Kab OKI, Zulham Efendi pada awal April lalu. 


Dalam kesempatan itu, pihak PUPR OKI pun meyakinkan bahwa kegiatan tersebut akan direalisasikan sekitar bulan Juli Tahun 2021.


Dari pantuan media ini, Selasa (2/11), area proyek konstruksi penanganan eceng gondok Sungai Komering yang disebutkan pihak PUPR OKI tidak ada aktivitas konstruksi. Baik alat maupun material juga belum terlihat didatangkan ke lokasi.


Berdasar keterangan warga di sekitar lokasi, proyek tersebut memang pernah dikerjakan di lokasi tersebut namun telah ditinggal pekerja sekitar sebulan lalu. 


"Iya benar Pak, pernah ada yang bekerja di sungai ini. Tidak tahu pasti apa yang mereka kerjakan, namun mereka bekerja di dua titik lokasi yakni di area seberang sini (Kelurahan Jua Jua) dan juga di seberang sana (Kelurahan Kedaton)," jelas warga di sekitar lokasi yang tidak ingin disebut namanya.


Menurut warga, bekas dari pekerjaan yang ditinggal itu dapat dilihat dari sisa bambu yang masih tertancap di kedua sisi sungai Komering. "Itu masih ada sisa bambu yang terpancang di sungai bekas para pekerja tersebut bekerja," ujarnya.


Dikutip dari situs LPSE Kabupaten OKI pada Selasa (2/11/2021), pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir sudah menyelesaikan proses pelaksanaan tender yang dibuat pada 30 Juni 2021 lalu dengan kode tender 7731156. 


Adapun tahapan pengumuman pascakualifikasi tender berlangsung pada periode 14 - 18 Juli 2021, kemudian pada 19 Juli 2021 tahapan pembukaan dokumen penawaran dan periode 24 Juli - 6 Agustus 2021 dilakukan masa sanggah dan amandemen penandatanganan dokumen kontrak.


Sistem pengadaan tender sendiri menggunakan sistem pascakualifikasi satu file - harga terendah sistem gugur. Proyek dengan alokasi pagu Rp 4.950.000.000 dari APBD Tahun Anggaran 2021 ini mencantumkan kualifikasi usaha perusahaan kecil sebagai jenis kontraknya.


Sebanyak 17 perusahaan menjadi peserta tender tersebut, namun hanya satu perusahaan yakni CV BUMI KITA yang melakukan penawaran senilai Rp 4.916.466.235,82. Perusahaan yang tercatat berlokasi di Jalan Veteran Lorong Pagar Raya No. 11-A Rt. 018 Rw. 015 Kelurahan 20 Ilir Darat I Kecamatan Ilir Timur I, Palembang, Sumatera Selatan ini akhirnya dinyatakan sebagai pemenang dengan hasil negosiasi tender senilai Rp 4.915.000.000.


Kepala Dinas PUPR OKI Ir Man Winardi MTP melalui PPTK Abdullah menyatakan, pekerjaan proyek tersebut sudah berjalan sejak Juni 2021 dengan masa pengerjaan 180 hari kalender. Sementara data di LPSE tender tersebut pada pertengahan Juli 2021 baru dalam proses tender.


"Pekerjaan itu sudah dimulai juni lalu dengan masa pengerjaan 180 hari kalender," terangnya.


Menurut dia, proyek konstruksi yang menelan dana hampir Rp 5 miliar itu, untuk tahun ini adalah pemasangan tiang pancang dulu, selanjutnya tahun depan baru akan dilanjutkan kembali.

Disinggung terkait progress proyek yang belum berjalan, Abdullah menyatakan tidak ada hambatan sama sekali terkait proyek tersebut.

"Besok (hari ini-red) ponton akan masuk, sementara tiang besi sedang proses pengelasan di Palembang," ungkapnya.(PD)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.