Wawako Bersama BBPOM Palembang Gelar Sidak


Palembang, Liputan Sumsel.Com - Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda kembali melakukan inspeksi mendadak atau sidak bersama Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM). 


Kali ini sidak dipusatkan di Pasar Sekip Ujung, Jumat (20/5/2022). 


Seperti biasa, Wawako Fitrianti dan Kepala BBPOM Achmad Zulkifli, berkeliling pasar guna mengecek apakah masih ada pedagang yang menjual dagangannya yang mengandung zat berbahaya.


Sidak kali ini ada 29 sampel bahkan makanan yang dicek oleh BBPOM. 


“Alhamdulillah, kita sudah melakukan sidak bersama BPOM ya, ada 29 sampel yang kita cek. Seperti mi kiloan, tahu, ikan giling, dan beberapa macam sampel lain. Hasilnya semua bersih. Tidak ada kandungan zat berbahaya seperti tormalin dan sebagainya,” ujar Fitrianti.


Dia menyatakan, untuk pasar yang dikelola pemerintah kota yang sebanyak 17 pasar, sudah tidak ditemukan lagi bahan berbahaya seperti formalin.


“Semua relatif aman. Hampir 99 persen kita sudah tidak menemukan lagi makanan yang mengandung zat berbahaya, terutama pada tahu,” kata Fitrianti pula. 


Wawako berharap Pasar Rakyat Sekip Ujung menjadi contoh bagi pasar lain terkait dagangan yang bersih dari zat berbahaya.


“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada kepala pasar dalam hal ini, bila perlu harus disosialisasikan kepada para pedagang terkait fungsi pojok pasar untuk mengecek jualan mereka sehingga tidak ada lagi keraguan dari pedagang dan pembeli,” ujar Fitrianti.


Sementara itu, Kepala BBPOM Palembang, Achmad Zulkifli, menjelaskan, pihaknya akan merekap jumlah pasar yang ada di Kota Palembang guna mengetahui pasar mana saja yang masih banyak pedagang yang menjual makanan mengandung zat berbahaya.


“Untuk melihat apakah bebas dari zat berbahaya kita harus melakukan pengujian. Kami dari BPOM akan merekap data berapa pasar yang ada di kota Palembang ini dan nanti akan kami laporkan ke Ibu Wakil Wali Kota ,” ujar Zulkifli. 


Ia mengakui sudah banyak perubahan sejak pihaknya dan Wawako Palembang menggencarkan sidak maupun sosialisasi. 


"Untuk mi kiloan memang tadinya kita masih menemukan. Tapi, sekarang sudah tidak ada lagi. Kalau yang masih banyak malah ada pada terasi. Kemarin masih kita temukan terasi yang mengandung bahan berbahaya dan nanti terasi ini akan dimusnahkan," Zulkifli menerangkan. 


Dia menambahkan, pihaknya sudah menemukan pabrik pembuat mi yang mengandung zat berbahaya.


“Untuk mi, ini sumbernya bukan dari Kota Palembang, tetapi dari salah satu daerah yaitu selapan. Kita sudah temukan tempatnya." (Rl/Al)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.