Renovasi Taman Jalan Singadekane saat ekonomi melemah, Bakar Duit Tak Ada Guna


OKI, LiputanSumSel.Com - Pembangunan kembali Taman Double Road di sepanjang Jalan H.M. Yusuf Singedekane, Kayu Agung saat kondisi ekonomi sedang dalam tahap pemulihan paska hantaman dahsyat covid-19 menjadi keputusan yang sungguh tidak bijak. Terlebih, renovasi yang dilakukan itu hanya mengganti ganti batu bata dan tidak terlalu penting juga mendesak untuk dilakukan. 


Menurut, salah seorang warga yang tidak ingin disebut namanya, akan lebih baik anggaran digunakan untuk perbaikan atau perawatan jalan terlebih dahulu. 


“Sebab tak sedikit jalan di OKI yang masih rusak, tahun sebelumnya terkendala pembangunannya karena adanya Covid-19. Yang berakibat anggaran dialihkan untuk penanganan kasus Covid 19,” ujarnya. 


Selain itu, menurutnya, taman tersebut sebenarnya masih terlihat bagus. Sehingga tidak perlu direnovasi. 


“Cukup disirami, diberi pupuk dan dipotong rumput dan dahannya yang sudah tinggi. Sehingga tanaman bisa tambah bagus. Tidak perlu perawatan sampai menghabiskan anggaran hingga miliaran rupiah,” imbuhnya. 


Ia berharap kepada Bupati melakukan evaluasi terhadap pekerjaan rehab taman jalan tersebut. Jika memang tidak diperlukan, harus segera dihentikan. “Anggarannya mending untuk kegiatan pemberdayaan UMKM dan mendukung kegiatan ekonomi kreatif yang lainnya,” tandasnya. 


Sangat disayangkan, disaat ribuan jiwa sedang berjuang pulih dan bangkit, miliaran rupiah dialokasikan hanya untuk renovasi taman yang tidak begitu mendesak. 


Renovasi taman jalan ini dianggarkan dengan dana cukup fantastis yaitu sebesar Rp 3.660.846.961,23 dari pagu anggaran Rp Rp. 3.682.250.000. Proyek ini dikerjakan oleh CV Sriwijaya Mitra Perkasa dengan waktu pengerjaan selama 180 hari kalender. 


Alokasi dana publik ini juga dikritik oleh sejumlah pihak. LSM PKPI Duti Eka Saputra, mempertanyakan jumlah dana yang digunakan untuk wajah baru jalan tersebut. 


Dia membandingkan dana ini dengan angka kemiskinan yang masih cukup tinggi, rumah rakyat tak layak huni, sambungan listrik, dan infrastruktur sekolah. 


Duti sapaan akrabnya, menyayangkan rehab taman jalan yang menelan biaya miliaran Rupiah itu. Belum lagi ada dugaan kecurangan dan indikasi adanya praktik korup. 


“Pembangunan itu semestinya harus menunjang pendapatan masyarakat di sekitarnya. Yang kedua, harus menjadi pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Ogan Komering Ilir,” ujarnya ketika dihubungi media ini. 


Menurutnya, proyek rehab taman jalan ini hanya mengejar Indeks Kebahagiaan tanpa menyentuh kebutuhan dasar warga. 


Uang negara yang digunakan untuk pembangunan seharusnya mampu menjawab kebutuhan warga bukan hanya untuk membuat puas beberapa orang saja. 


"Angka kemiskinan berpotensi terus meningkat jika hal semacam ini terus dilakukan, belum lagi masih banyak warga di OKI yang butuh MCK layak. Menurut data yang kami miliki, masih banyak warga yang buang air besar sembarangan. Perilaku ini juga yang menjadi penyebab stunting di OKI", jelas Duti. 


Masih kata Duti, Pemerintah Kabupaten juga bertanggung jawab dalam pengadaan MCK tersebut karena termasuk dalam kebutuhan dasar rakyat. Jangan cuma menunggu dana DAK saja. 


Duti berharap, pemerintah memfokuskan anggaran pada program-program yang dibutuhkan masyarakat. 


“Itu bisa dimanfaatkan kepada sektor-sektor yang substantif. Tidak pada sektor-sektor yang hanya menyentuh basis emosi rakyat dengan menaikkan Indeks Kebahagiaan Manusia,” tutupnya.(PD)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.