Wawako Minta Kado Terindah di Akhir Jabatan, ‘Zero Stunting’

 


RABUMULIH, liputansumsel.com – Kasus stunting di Prabumulih berdasarkan data pusat masih sekitar 22 persen atau sekitar 188 kasus, guna menekan angka stunting Dinas Kesehatan (Dinkes) melaksanakan rembuk stunting di Aula RSUD, Selasa, 18 September 2022.Ketika membuka acara rembukan stunting, Wakil Walikota (Wawako) Prabumulih, H Andriansyah Fikri SH meminta, di akhir jabatannya bersama Walikota (Wako), Ir H Ridho Yahya MM, kalau Prabumulih bisa zero stunting.“Mewujudkan hal itu, memang perlu kerja sama dan berembuk semuanya. Agar pada 2023, zero stunting di Prabumulih bisa dilaksanakan,” pesan Fikri, sapaan akrabnya, kemarin.

Dalam rangka menekan angka stunting di Kota Nanas ini, suami Hj Reni Indahyani SKM ini menekankan, agar para camat hingga lurah dan kades serta kepala puskesmas saling berkordinasi satu sama lainnya.

“Angka stunting Prabumulih masih diangka 22 persen, atau sekitar 188 kasus. Guna menekan angka stunting itu, didata seluruhnya siapa saja anak terdampak stunting,” tukas Politisi PDIP ini.

Hal itu kata ayah empat anak ini, bertujuan agar status stuntingnya bisa dihapuskan salah satu pemberian makanan tambahan bagi anak stunting. Lalu, pengawasan kondisi kesehatannya dan lainnya.

“Kalau para lurah dan kepala puskesmas tidak bisa menghapuskan stunting, artinya siap-siap diganti,” warningnya.

Ketua TP PKK Prabumulih, Ir Hj Suryanti Ngesti Rahayu ini mengatakan, optimis masalah stunting di Kota Nanas ini bisa dituntaskan.

“Apalagi, sekarang ini semuanya bergerak guna menekan angka stunting di Prabumulih,” beber istri Wako Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM ini.

Termasuk PKK, kata dia, sangat konsisten dalam membantu menekan angka status stuntingnya di Prabumulih. “Angka stunting kita, masih dibawah provinsi,” jelas ibu tiga anak ini.

Demikian pula, diungkap Kadinkes, dr Hesti Widyaningsih MKes, kalau Dinkes bersama Bappeda dan pihak terkait setiap tahun menekan angka stunting di Bumi Seinggok Sepemuyian ini.

“2022, ada 17 kelurahan fokus penanganan stunting. Sedangkan, pada 2023 turn menjadi 13 kelurahan dilakukan penekanan penurunan kasus stunting,” terangnya.

Jika kompak semua instansi, fokus penanganan stunting. Kata Hesti, kemungkinan besar Prabumulih bisa saja zero stunting. “Makanya, semuanya harus bahu membahu dalam penanganan masalah stunting ini,” tutupny

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.