SUSNO DUADJI KOMITMEN TINGKATKAN PERAN PETANI INDONESIA


Jakarta,liputansumsel.com —  Kunjungan komunitas Belajasumba masyarakat Sumsel, dan Malang Jawa Timur diterima langsung oleh Tokoh Petani Susno Duadji, di kantornya, Rabu (31/08/2016).
Kehadiran A Haris, Herman, dan M Ilyas warga Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Malang Jawa Timur di antar langsung oleh Sekjen TP Sriwijaya H.F.R.Ghanty Sjahabudin.
SUsno Duadji 03
Dihadapan komunitas Belajasumba, mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri, Susno Duadji didampingi Sekjen TP Sriwijaya H.F.R.Ghanty Sjahabudin, menyikapi positif setiap masukan masyarakat atas kepedulian dan perhatian terutama komunitas belajasumba masyarakat Sumsel dan Malang Jawa Timur akan masa depan pertanian di Indonesia.
Dalam rangka silaturahim itu, banyak wejangan dan sumbang saran yang disampaikan beliau dalam menyikapi pertanian di tanah air, khususnya di kampung halaman Susno Duadji, Pagar Alam, Sumatera Selatan.
Susno DUadji 02
Pensiun dari Kepolisian, Susno Duadji, memilih menekuni aktivitas pertanian yang pernah dijalaninya semasa kecil dilahan peninggalan orang tuanya.
“Daerah Pagar Alam yang berada dikaki gunung Dempo, memiliki udara sejuk dan bersih, pernah mengalami masa kejayaan perkebunan karet, seperti kabupaten Muara Enim, Lubay, OKU dan Muba.”Ujar Susno Duadji.
Dijelaskan bahwa di tahun 1950 – 1970, rakyat Sumsel mengalami masa kejayaan dibidang pertanian karet dan balam karena harga karet mentah mencapai harga tertinggi sehingga tingkat kehidupan masyarakat sejahtera. 
Sebagai anak petani, saya menyadari betapa suburnya alam Indonesia jika dikelola dengan bijak dan tepat sasaran.
Bijak berarti mampu kelola lahan yang tersedia luas dan subur dengan cara menanami tanaman yang produktif, seperti padi, karet, sawit, sayuran dan buah-buahan sehingga terjaga kelestarian dan ekosistim alam.
Sedangkan tepat sasaran memiliki arti yang luas, dimana memanfaatkan hasil pertanian secara maksimal yang dimulai dari penataan lahan-lahan yang subur, mendapatkan bibit tanpa susah payah, distribusi pupuk yang terjamin persediaannya, dan pemasaran hasil panen dengan harga  yang sesungguhnya tanpa campur tangan tengkulak sehingga tingkat kesejahteraan petani meningkat.
“Jika pertanian dikelola baik dan disesuaikan dengan wilayah masing-masing, maka Indonesia tidak akan pernah lagi menjadi pengimport beras dari negara lain.”Ujar Susno Suadji didepan perwakilan Balajasumba.
“Indonesia sangat indah, kaya, dan tanahnya subur. Sejak nenek moyang kita, sudah mengenal yang namanya pertanian. Dari hasil pertanian itu, kita dapat menjadi bangsa terkenal dengan limpahan hasil rempah-rempah sehingga jadi incaran bangsa lain,”Ujar Susno Duadji, Rabu (31/08/2016) diruang kerjanya.
“Mengapa tidak kita kembangkan dan perluas pertanian hingga seluruh pelosok Indonesia. Saya bangga menjadi anak petani, sehingga selepas pensiun dari kepolisian saya kembali merasakan aroma padi yang sedang mengkuning dan siap panen.”tuturnya.
Petani Indonesia memiliki kemauan yang kuat dan keras dalam bercocok tanam. Namun saat ini kita sangat prihatin bagaimana kehidupan petani dengan hasil panennya. Mereka tidak mendapatkan harga terbaik karena distribusi pemasarannya lebih banyak dikelola para tengkulak yang lebih banyak meraih keuntungan.”Pungkas Susno Duadji yang juga Ketum TP Sriwijaya.
sumber(media bayangkara)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.