Ketua FUKIS OKU : Maknai Ibadah Kurban, Sebagai Kesiapan Diri Berkorban Demi Agama


Baturaja,liputansumsel.com Dalam khutbah sholat Idul Adha 1444 Hijriahnya di masjid Ar-Rahman Bungur Indah, Sukajadi Baturaja Timur pada Kamis pagi kemarin (29/6/23), Ketua Forum Ukhuwah Islamiyah (FUKIS) OKU DS Rahmatullah mengajak para jamaah sholat Idul Adha yang hadir untuk mengambil hikmah ibadah qurban sebagai keikhlasan dan kerelaan umat Islam dalam berkorban demi agamanya, seperti yang telah dilakukan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW yang rela mengorbankan apa saja yang mereka miliki demi menegakkan agama Islam.


Selain itu, Rahmatullah juga mengajak para jamaah untuk bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan melaksanakan sholat Idul Adha dan merayakan hari raya bersama jutaan umat Islam di Indonesia lainnya. 

"Hal ini patut kita syukuri sebagai salah satu rahmat dan karunia dari Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan dan kesehatan sehingga kita dapat melaksanakan sholat Idul Adha dan merayakannya dengan menunaikan ibadah qurban. Dalam hari raya Idul Adha yang jatuh setiap tanggal 10 Zulhijjah ini, ada satu tokoh utama yang telah digambar dalam Al-Qur'an dan Hadist Nabi Muhammad SAW, yaitu sosok nabi Ibrahim AS. Beliau merupakan sosok yang menjadi panutan bagi umat Islam selain dari Nabi Muhammad SAW dan nabi-nabi lainnya. 

Nabi Ibrahim AS merupakan satu dari 5 Ulul Azmi, yaitu Nabi dan Rasul yang memiliki keunggulan budi, kesabaran dan ketabahannya dalam menghadapi segala cobaan dan ujian yang Allah SWT berikan kepada mereka serta perjuangan berat yang harus mereka lalui dalam menyampaikan risalah dakwah," ucapnya.


Lebih lanjut, Rahmatullah menyampaikan sesungguhnya sifat sabar, tabah dan tetap istiqomah di jalan Allah SWT merupakan bagian dari sifat Ulul Azmi yang sangat sulit dicapai bagi kebanyakan manusia pada umumnya. Namum, selaku umat Islam hendaknya harus selalu berusaha menelandani meskipun tidak mungkin seratus persen.


Kepada jamaah yang hadir, Rahmatullah mengambarkan ada empat hikmah yang bisa ambil dari perjalanan hidup Nabi Ibrahim AS, yakni :

Yang pertama, kerelaan dan keikhlasan untuk berkorban demi Agama. 

Semangat ini lah yang mulai luntur dimiliki kaum muslimin pada saat ini. 

"Kita bisa lihat dari kisah-kisah yang telah digambarkan sebelumnya bagaimana kepatuhan beliau dalam mematuhi segala perintah Allah SWT demi memperjuangkan agama. Beliau rela dibakar oleh Raja Namruz dikarenakan telah menghancurkan berhala-berhala sesembahan raja tersebut dan rakyatnya. Alhamdulillah berkat pertolongan dari Allah SWT, tubuh beliau tidak terbakar sedikit pun. Kemudian bagaimana beliau diperintahkan oleh Allah SWT untuk meninggalkan istri dan anak beliau yang masih bayi di tengah padang pasir yang tandus dan gersang. Lalu, beliau juga diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putra kesayangan beliau Ismail, yang kemudian Ismail digantikan oleh Allah SWT dengan seekor kibas atau kambing besar, yang kemudian peristiwa ini dilanjutkan oleh umat Islam sebagai ibadah qurban. Kesemua perintah-perintah tersebut beliau jalankan dengan penuh keyakinan dan keikhlasan. Oleh karena itu, umat Islam harus siap berkorban dengan apa yang mereka miliki demi kepentingan agama. Umat Islam tidak boleh miskin, terbelakang dan terpinggirkan. Umat Islam harus kaya, harus berpendidikan baik laki-laki maupun perempuan dan umat Islam juga harus memiliki jabatan tinggi sehingga dengan kekayaan, ilmu dan jabatannya tersebut dapat digunakan untuk membela agama Islam, sehingga Umat Islam tidak mudah tertindas serta dibodoh-bodohi. Tetapi juga yang terpenting, jangan memanfaatkan agama demi kepentingan pribadi atau golongan. Kerelaan dan keikhlasan berqurban merupakan salah satu dari kesiapan berkorban untuk agama Allah, yang dimana daging hewan kurban tersebut dibagi-bagikan kepada yang berhak menerimanya sehingga agama Islam tercermin dan tergambar sebagai agama yang rahmatan lil a'lamin. Di zaman yang penuh kesulitan ekonomi ini, tidak semua umat Islam yang mampu secara ekonomi tergerak hatinya, mau melaksanakan ibadah qurban. Kedua, bersikap sabar dalam setiap kesulitan dan kesusahan. Sifat sabar memang bukanlah suatu perkara yang mudah dilakukan semudah mengucapkannya. Kesebaran Nabi Ibrahim bisa kita jadikan contoh tauladan dalam menghadapi segala kesulitan hidup yang kita hadapi. Ketiga bersikap Istiqomah atau konsisten dalam setiap perjuangan membela agama Allah SWT, termasuk juga dalam melaksanakan semua perintah dan laranganNya. Keimanan dan ketaqwaan yang kuat akan membimbing kita menjadi seorang yang Istiqomah sehingga tidak tergoyahkan oleh godaan dunia yang semakin maju ini terutama dengan perkembangan medsos dan teknologi. Kita umat Islam yang merupakan umat nabi Muhammad dan sekaligus juga umat akhir zaman telah dihadapan berbagai macam tantangan, rintangan dan cobaan, namun kita juga diberikan oleh Allah SWT keistimewaan dalam beribadah terutama dalam bertaubat dan mendapatkan syafaat, berbeda dengan umat-umat nabi dan rasul sebelumnya," lanjutnya.


Diakhiri khutbahnya, Rahmatullah menyebutkan pelajaran yang keempat adalah tidak syirik dan selalu berpegang teguh pada kalimat tauhid. 

"Nabi Ibrahim merupakan nabi yang sangat bertauhid kepada Allah SWT, beliau sangat yakin dengan pertolongan Allah. Beliau tidak mau menggantungkan hidupnya selain kepada Allah SWT. Oleh karena di akhir zaman, ini sesulit apapun kehidupan kita, tetaplah gantungkan semuanya kepada Allah SWT. Yakinlah Allah SWT tidak akan meninggalkan kita dan tidak akan memberikan cobaan dan ujian di luar batas kemampuan kita. Bagi yang diberikan jabatan, kekayaan dan ilmu yang tinggi, janganlah menjadi sombong sebab jika Allah SWT berkehendak ia bisa mencabutnya dari kita dalam sekejap. Apapun yang kita dapatkan di dunia ini, itu semuanya karena Allah SWT," pungkasnya.


Menurut Ketua RT 11 sekaligus Sekretaris Pengurus Masjid Ar-Rahman Bungur Indah Karnoedin, pada Idul Adha 1444 H ini masjid Ar-Rahman menerima hewan qurban berupa 1 ekor sapi. 


(Raihana/Duan)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.